Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-New Delhi. India kembali melaporkan rekor tertinggi untuk kasus harian virus Corona (COVID-19) di wilayahnya, dengan mencatat lebih dari 414 ribu kasus dalam 24 jam terakhir. Ini berarti selama sepekan terakhir, India mencatat 1,57 juta kasus Corona di berbagai wilayahnya.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (7/5/2021), otoritas India melaporkan 414.188 kasus Corona dalam 24 jam terakhir. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya saat India mencatat 412.262 kasus Corona tercatat dalam sehari.
Data terbaru otoritas India juga melaporkan 3.915 kematian akibat Corona dalam sehari.
Secara total, India sejauh ini mencatat 21,49 juta kasus dengan 234.083 kematian di wilayahnya. Para pakar medis setempat menyatakan bahwa angka sebenarnya di India bisa mencapai lima hingga 10 kali lipat lebih tinggi dari data pemerintah.
Gelombang kedua Corona terus berlanjut di India, dengan penularan dilaporkan menyebar dari perkotaan yang padat penduduk hingga ke pedesaan terpencil yang menjadi tempat tinggal bagi nyaris 70 persen warga dari total 1,3 miliar jiwa penduduk.
Sistem layanan kesehatan India kewalahan menghadapi beban pasien Corona, dengan rumah-rumah sakit setempat kekurangan tempat tidur dan pasokan oksigen medis. Kamar mayat dan krematorium juga kewalahan menerima aliran jenazah yang terus berdatangan.
Meskipun wilayah India bagian utara dan barat menjadi wilayah yang terdampak Corona terparah, total kasus Corona di lima wilayah India bagian selatan mengalami lonjakan dari 28 persen menjadi 33 persen dalam tujuh hari pertama bulan Mei.
Di kota Chennai, hanya tersedia satu dari 100 tempat tidur yang didukung pasokan oksigen dan hanya tersedia dua dari 100 tempat tidur di unit perawatan intensif pada Kamis (6/5) waktu setempat. Jumlah tempat tidur yang tersedia di kota ini menyusut dari angka ketersediaan 20 persen pada dua pekan lalu.
Sementara itu di Bengaluru, hanya tersedia 23 dari 590 tempat tidur unit perawatan intensif dan hanya tersedia satu dari 50 tempat tidur dengan ventilator.
Perdana Menteri (PM) Narendra Modi menuai kritikan secara luas karena tidak bertindak dengan cepat untuk mengatasi gelombang kedua, setelah festival keagamaan dan kampanye politik yang dihadiri puluhan ribu orang tetap digelar dan menjadi peristiwa 'super-spreader'.(dtc)