Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tokoh masyarakat Sumatera Utara, Dr RE Nainggolan, buka suara soal polemik antara Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, dengan Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution. Mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumut ini mengimbau semua tokoh Sumut di berbagai bidang, untuk tidak ikut memanas-manasi situasi, dengan memberi komentar memojokkan satu pihak dan seolah membenarkan pihak lain.
Menurut RE Nainggolan, polemik antara Gubernur Edy Rahmayadi dan Wali Kota Bobby Nasution adalah sebuah dinamika, layaknya antara bapak dengan anak, ataupun antara abang dan adek.
"Dan kalau di dalam keluarga, antara seorang bapak dengan anak berbeda pendapat tentang suatu hal, kan bukan serta merta itu berarti bukan keluarga lagi?. Begitu jugalah mereka, terjadi dinamika yang lebih karena sudut pandang dan tanggung jawab mereka masing-masing terhadap tugas-tugasnya dalam pemerintahan, ujar RE Nainggolan, MM di Medan, Sabtu (08/5/2021).
Lantas apakah dinamika itu salah?, menurut Bupati Tapanuli Utara 1999-2004 itu, adalah hal yang lumrah terjadi. "Tiap kepala daerah kan punya kewenangan dan tanggung jawab masing-masing, dan di titik tertentu butuh koordinas ketika garis kewenangan itu saling bersentuhan, beririsan," katanya.
Dia mengakui, di era media sosial dan kebebasan berekspresi saat ini, segala seuatunya memang mudah sekali menjadi keriuhan dan kegaduhan. Akibatnya, dinamika yang sebenarnya lumrah-lumrah saja terkesan menjadi sangat panas dan seru.
Dalam kaitan itu, ia meminta agar dikedepankannya suasana kondusif. "Masing-masing benar, dengan concern dan kepentingan masing-masing. Sudah ada jalur koordinasinya. Mengapa jadi konsumsi publik, ya, karena kita berada di era keterbukaan," ujar RE.
"Kadang-kadang di sebuah rapat ada yang merekam dan mengunggah apa yang terjadi. Kemudian tersebar dan viral padahal sesungguhnya itu untuk konsumsi internal. Kadang ada juga wartawan yang bertanya secara doorstop, dijawab, kemudian berkembang liar menjadi sesuatu yang panas dari komentar berbagai pihak," ujarnya lagi.
Dia mengingatkan, saat ini kita masih berlomba dengan waktu menangani pandemi yang belum juga menunjukkan tanda-tanda kapan akan berakhir. "Pemerintah di semua tingkatan jangan sampai kehilangan fokus. Salah satu legacy terbaik yang bisa ditinggalkan para pemimpin saat ini adalah membawa keluar negara ini dari pandemi," katanya.
Segala keriuhan, apalagi sampai berbalas tuduhan di antara para pemimpin dan tokoh masyarakat, tambah RE Nainggolan, hanya akan menjauhkan kita dari tujuan-tujuan awal kita yang baik. Bila Bapak dan Anak ini malah terjebak makin jauh ke dalam polemik, yang rugi seluruh warga Medan dan Sumatera Utara pada umumnya.
"Kita yakin, kedua belah pihak bisa mengatasinya. Mereka figur berkualitas yang sama-sama memperoleh kepercayaan rakyat," pungkas RE Nainggolan.