Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pasca libur Lebaran, kasus positif Covid-19 mengalami kenaikan termasuk di Sumatra Utara (Sumut). Menurut Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Airlangga Hartarto, kasus aktif Covid-19 mengalami kenaikan di 10 provinsi yakni Aceh, Sumut, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, NTB, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara.
Kenaikan kasus Covid-19 pun ditengarai dipicu oleh kumpul-kumpul yang dilakukan masyarakat dalam rangka silaturahmi Lebaran dan keramaian yang terjadi di mal (pusat perbelanjaan). Selain itu, restoran pun disebut menjadi salah satu klaster yang berisiko tinggi dalam penyebaran Covid-19. Bahkan, sejumlah tempat usaha pun dipaksa tutup karena melanggar protokol kesehatan (prokes) Covid-19.
Lalu apa kata pelaku usaha terkait hal ini? Apakah memang penerapan prokes sudah dilakukan dengan ketat? Bagaimana realisasinya di lapangan?
Menurut Sekretaris Apindo Sumut, Laksamana Adyaksa, harus diakui memang belum ada yang menjalankan prokes 100%. "Terutama yang usahanya bersifat dikunjungi masyarakat umum. Kita tahu betul, masyarakat kita susah sekali diatur. Karena itu, menjalankan prokes juga butuh kesadaran dari setiap individu," katanya, Selasa (25/5/2021).
Kalau soal usaha yang ramai seperti mal dan restoran, sebelum diputuskan beroperasi pun sudah harus menerapkan semua aturan yang sudah dibuat pemerintah. Tentu itu selalu dilakukan secara ketat. Karena pengusaha pun takut untuk melanggar atau mengabaikan-nya karena bisa saja akan berujung tidak mendapatkan izin beroperasi alias tutup. Sementara banyak usaha yang sudah 'sekarat' karena pandemi.
"Pengusaha tentu berhati-hati sekali. Meski tidak bisa dipungkiri pasti ada saja yang melanggar. Namun secara umum, lebih banyak yang taat. Hanya saja, yah namanya juga customer, pasti tidak semua sama. Di satu sisi, pembeli adalah raja. Disisi lain, prokes jadi abai. Tapi begitupun, komitmen penerapan prokes selalu menjadi prioritas terutama usaha yang bersifat dikunjungi masyarakat umum," kata Laks.
Pantauan Medanbisnisdaily.com, restoran memang masih menjadi tujuan pengunjung terutama yang berlokasi di pusat perbelanjaan. Alasan utama adalah untuk makan. Meski ada juga yang memang janjian dengan teman atau keluarga.
Salah satu pengunjung restoran cepat saji di Plaza Medan Fair, Sisil, mengatakan, memang tujuannya untuk makan selaligus melepas lelah setelah keliling-keliling mal. "Agak ramai sih restorannya. Tapi saya tetap jaga prokes," katanya.
Ditanya apa tidak takut terpapar Corona karena di restoran pengunjung akan otomatis membuka masker, Sisil mengaku ada rasa takut. Namun sebisa mungkin tidak terlalu lama makan dan bisa segera memakai masker. Jadi meski masih tetap duduk di restoran, bisa memgurangi risiko terpapar Corona.