Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dewan Pimpinan Cabang Pemuda Karya Nasional (DPC PKN) Kota Medan menyesalkan kejadian pasien bayi yang meninggal diduga dicovidkan dan juga ditelantarkan RS tersebut, yang kasusnya viral baru-baru ini.
"Kalau itu benar terjadi, sangat tidak manusiawi dan menunjukkan ada sesuatu yang tak beres dalam system pelayanan di rumah sakit tersebut," kata Ketua Harian DPC PKN Kota Medan, Bobby O Zulkarnain, Jumat.(11/6/2021).
Bobby mengatakan, meski dalam kondisi pandemi sekarang ini, tidak boleh setiap kondisi pasien dikaitkan dengan Covid. Harus ada diagnosa yang jelas sebelum diumumkan ke luar.
"Terlebih soal pelayanan, ketersediaan peralatan dan kelayakannya, jangan ini menyebabkan nyawa seorang pasien justru terancam ketika seharusnya dia bisa diselamatkan," tegasnya.
Terlepas dari kasus ini, Bobby pun meminta perbaikan pelayanan di RS milik Pemko Medan tersebut. Teemasuk perbaikan fasilitas hingga berbagai hal lain.
"RS Pirngadi ini ini rumah sakit milik masyarakat. Harus ada perbaikan mulai fasilitasnya, dari fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan seperti suster dan segala macam," tegas Bobby lagi.
Sebelumnya viral seorang pasien diduga dicovidkan oleh RS Pirngadi. Pasien yang merupakan seorang bayi berumur 3 minggu ini bahkan juga diduga ditelantarkan.
Peristiwa itu diungkap keluarga bayi dalam sebuah video yang viral di media sosial. Dalam video terlihat, keluarga dari pasien protes mengenai layanan rumah sakit milik Pemkot Medan ini. Wanita ini juga menjelaskan apa saja layanan buruk yang dilakukan kepada sang anak.
Seorang wanita menceritakan layanan buruk yang diterima keluarganya di rumah sakit Pirngadi Medan. Bahkan, pihak rumah sakit diduga mencovidkan sang pasien. Padahal pasien tersebut merupakan seorang bayi berusia 3 minggu.
"Tadi hasil rapidnya enggak tahu kapan di rapid, kapan di antibodi dibilang reaktif. Ternyata direkturnya ditelepon dari Wakil DPR (DPRD) tadi barulah anak ini sebelum masuk ruang operasi di swab antigen dan hasilnya negatif. Nah mereka berarti berbohong," ungkap wanita yang merupakan ibu bayi tersebut dikutip dari Instagram majeliskopi08.
Dua jam hanya untuk keluar membilangkan 'Bu alat yang untuk masuk selang infus dari bahunya enggak ada Bu di tempat kita'. Rumah sakit se-Medan ini banyak, halo. Masak gara-gara selang infus, anak seperti ini enggak jadi di operasi," lanjutnya.
Bayi ini mengembuskan napas terakhir saat dibawa pulang ke rumahnya.
Pihak RS Pirngadi, melalui Humas Edisok sudah mengklarifikasi masalah tersebut.
"Kita menjawab berita yang viral kemarin tentang mengcovidkan kemarin. Perlu saya sampaikan di sini, sesuai dengan informasi yang dikumpulkan, bahwasanya benar pasien di rawat. Ia dikirim dari RS swasta yang direncanakan akan menjalani operasi di rumah sakit Pirngadi Medan," katanya, Kamis (10/6/2021).
Karena masa pandemi maka rumah sakit mengecek rapid antigen. Di mana antigen ini mengecek antibodi dan hasilnya reaktif itu diperiksa pada (8/6/2021) sekitar pukul 14.30 WIB.
Karena ini mau operasi dan hasilnya kemarin reaktif maka dilakukan cek lagi setelah menunggu beberapa waktu dan hasilnya negatif.
Ia mengaku, bahasa reaktif tersebut kerap disalahpahami sebagai vonis terpapar Covid-19, padahal tidak.
"Inilah pemicu reaktif itu positif padahal itu antibodi jadi muncullah bahasa seakan-akan Pirngadi mengcovidkan. Padahal hasil ke dua itu negatif. Kalau video itu, benar berada di rumah sakit," jelasnya.
Mengenai tudingan ditelantarkan pasien yang hendak menjalani operasi, Edison membantah dan menuturkan bahwa pihaknya mempunyai SOP pemeriksaan dan bukan ditelantarkan.
"Kita punya SOP pemeriksaan, bukan penelantaran. Sekitar pukul 00.45 WIB sudah ada rencana dilakukan operasi. Namun pada pukul 00.55 WIB, keluarga meminta pemulangan itu dan ditandatangani orangtuanya," jelasnya.
Terkait riwayat pasien, Edison menuturkan bahwa ia masuk pada tanggal 7 Juni dan keluar pada 9 Juni dinihari.
"Masuk tanggal 7 keluarnya dinihari tanggal 9 Juni," sebutnya.
Edison menjelaskan bahwa pasien tersebut mengalami Ileus Obstruktif.
"Penyakitnya ada gangguan di usus, penyumbatan hingga harus dilakukan tindakan operasi," imbuhnya.
"Itu yang mau dilakukan operasi. Atau nama umumnya ada gangguan di usus, penyumbatan hingga harus dilakukan tindakan operasi. Saat masuk ke RSUD Dr Pirngadi, pasien dalam keadaan lemah dan sesak," tukasnya.