Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnidaily.com-Taput. Sebanyak 25 orang penenun di Kabupaten Tapanuli Utara (Taaput), Provinsi Sumatra Utara (Sumut) mengikuti bimbingan teknis terkait pengelolaan serat daun nenas di kota wisata Muara selama tiga hari. Harapnnya agar para penenun semakin memahami teknik pengolahan inovasi penggunaan bahan baku baru ini.
"Kemarin, kami prkatek ekstraksi serat daun nanas menggunakan mesin dekortikator, cara manual dan proses pemintalan, diakhiri perkenalan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)," kata Pembingbing Alan Sahroni menjawab medanbisnisdaily.com, Jumat (35/6/2021), di Hall Hotel GNB Muara.
Ketua Dekranasda Taput, Satika Simamora, pun memantau pelatihan tersebut, mulai pembukaan sampai penghujung pelatihan dengan memberikan motifasi kepada peserta.
"Saya yakin para peserta akan dapat mengaplikasikan ini di lapangan dan membicarakan banyak hal tentang serat daun nenas kepada masyarakat luas. Hasil seratnya seperti ini, kita yakini dapat menjadi alternatif dalam tranformasi bahan baku benang dan kain ke depan, terutama daerah Taput juga merupakan daerah penghasil nenas," sebut Satika.
Leader pembingbing Alan Sahroni mengatakan, secara keseluruhan antusias dan semangat mengikuti setiap prosesnya. Bahkan ibu-ibu juga mencoba proses ekstraksi dengan mesin dekortikator yang pengoperasiannya agak berat dan idealnya dilakukan laki-laki.
"Hari ini kami sedang memproses pengolahan serat daun nenas seperti penyambungan benang, membordir dan membuat kerajinan," tambahnya
"Saya optimis, cara mereka mengikuti pelatihan dengan cukup antusias, paling tidak mereka telah mengusai teknik dasarnya," tandasnya.
Kendati demikian, sebut Sahroni, terkait kualitas dan kuantitas memang masih perlu jam terbang. Tetapi keseluruhan apa yang sampaikan pada pelatihan penenun akan dapat mengaplikasika dengan cepat dilapangan.
Secara spesifik, ilmu apa yang telah mereka peroleh dari hasil pelatihan ini? "Oh yah, sudah beragam. Tetapi paling utama ke depan mereka sudah dapat memproduksi serat daun nenas dengan 2 cara yakni dengan cara manual dan mesin dekortikator," tandasnya.
Pantauan wartawan, peserta sudah menghasilkan benang serat daun nenas dan kain serat daun nenas yang dilanjutkan dengan membordir kain serat nenas. Kelompok lainya ada yang sudah merajut serat menjadi olah tangan kerajinan.
Setia Siregar salah seorang peserta, yang selama ini berprofesi sebagai penenun ulos 'Harungguan' di Muara, mengaku sangat tertarik dengan pelatihan itu.
"Ternyata membuat serat dari daun nenas tidak terlalu sulit. Hanya saja dibanding benang yang diproduksi mesin selama ini memang lebih panjang," ucapnya.