Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2021 yang mengatur soal tarif PPnBM mobil, termasuk mobil hybrid. Di dalamnya disebutkan bahwa semakin boros konsumsi BBM mobil hybrid maka pajak yang dikenakan akan semakin tinggi.
Rincian pajak mobil hybrid tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Mobil hybrid yang memiliki konsumsi BBM irit di atas 23 km/liter maka tarif PPnBM yang dikenakan bakal lebih murah.
Untuk mobil full hybrid dengan kategori mesin sampai 3.000 cc dengan konsumsi BBM lebih dari 23 km/liter (mobil bensin) atau emisi CO2 kurang dari 100 g/km dan mobil diesel dengan konsumsi BBM lebih dari 26 km/liter atau emisi CO2 kurang dari 100 g/km dikenakan PPnBM sebesar 15% dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 40% dari harga jual.
Jadi, penghitungan PPnBM-nya, misalnya mobil dengan harga Rp 100 juta, maka mobil kategori tersebut dikenakan PPnBM sebesar 15% X (40% X Rp 100 juta)=Rp 6 juta.
Jika konsumsi BBM-nya lebih boros, untuk mobil bensin 18,4-23 km/liter dan mobil diesel 20-26 km/liter, maka tarif PPnBM-nya sebesar 15% dengan Dasar Pengenaan Pajak 46,6% dari harga jual.
Contoh pengitungannya, misalnya mobil full hybrid bensin dengan konsumsi BBM 20 km/liter seharga Rp 100 juta, maka PPnBM untuk mobil jenis itu adalah: 15% X (46,6% X Rp 100 juta)=Rp 6.990.000. Artinya, semakin boros mobil hybrid maka semakin mahal PPnBM yang dikenakan.
Kalau mobil hybrid tersebut lebih boros lagi dengan konsumsi BBM 15,5-18,4 km/liter (bensin) dan konsumsi BBM 17,5-20 km/liter dengan CO2 125-150 g/km dikenakan PPnBM 15% dengan Dasar Pengenaan Pajak 53,3%. Misalnya harga mobil Rp 100 juta, maka PPnBM mobil hybrid dengan konsumsi BBM yang lebih boros tersebut sebesar 15% X (53,3% X Rp 100 juta)=Rp 7.995.000.
Berdasarkan Pasal 36A PP 74/2021, mobil jenis plug-in hybrid dengan konsumsi bahan bakar lebih dari 28 kilometer per liter atau tingkat emisi CO2 sampai dengan 100 gram per kilometer dikenakan tarif PPnBM sebesar 15% dengan Dasar Pengenaan Pajak 33,3%.
Contoh simulasinya, misalnya ada mobil plug-in hybrid seharga Rp 100 juta dengan konsumsi bahan bakar di atas 28 km/jam. Perhitungannya adalah 15% (PPnBM) X {33,3% (Dasar Pengenaan Pajak) X Rp 100 juta (harga mobil)}, maka PPnBM yang harus dibayarkan mobil plug in hybrid seharga Rp 100 juta itu adalah sebesar Rp 4.995.000.
PPnBM mobil hybrid (termasuk plug-in hybrid) tersebut tidak berlaku jika ada realisasi investasi paling sedikit Rp 5 triliun pada industri kendaraan pada industri kendaraan bermotor yang menggunakan teknologi battery electric vehicles setelah jangka waktu 2 tahun setelah adanya realisasi atau saat industri kendaraan bermotor yang menggunakan teknologi battery electric vehicles mulai berproduksi komersial. Yang dimaksud dengan "saat mulai berproduksi komersial" adalah saat pertama kali hasil produksi dari kegiatan usaha dijual atau diserahkan.
Jika kondisinya seperti di atas, PPnBM tetap 15% dengan Dasar Pengenaan Pajak mobil hybrid yang lebih tinggi menjadi sebagai berikut:
- Mobil hybrid sampai dengan 3.000 cc bensin dengan konsumsi BBM lebih dari 23 km/liter dan diesel lebih dari 26 km/liter dengan emisi CO2 kurang dari 100 g/km menggunakan Dasar Pengenaan Pajak 66,6 dari Harga Jual;
- Mobil hybrid sampai dengan 3.000 cc bensin dengan konsumsi BBM 18,4-23 km/liter dan diesel 20-26 km/liter dengan emisi CO2 100-125 g/km 125 menggunakan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 73,3% dari Harga Jual;
- Mobil hybrid sampai dengan 3.000 cc bensin dengan konsumsi BBM 15,5-18,4 km/liter atau diesel 17,5-20 km/liter dengan emisi CO2 125-150 g/km menggunakan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 8O% dari Harga Jual;
- Mobil plug-in hybrid dengan konsumsi bahan bakar lebih dari 28 kilometer per liter atau tingkat emisi CO2 sampai dengan 10O gram per kilometer menggunakan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 53,3% dari Harga Jual.
Berdasarkan PP No. 74 Tahun 2021, peraturan mengenai PPnBM mobil ini berlaku mulai 16 Oktober 2021.(dto)