Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
HAL apa yang berubah di masa pandemi ini? Kalau ada yang mengajukan pertanyaan tersebut, pastilah kita langsung bisa menjabarkan banyak perubahan yang terjadi, baik kepada diri kita secara individual, kelompok, ataupun komunitas. Saat ini kita tidak bisa menghabiskan waktu dengan cara dulu, di mana kita dapat pergi kemanapun dan kapanpun kita mau. Sekarang semuanya serba terbatas. Kita tidak bisa leluasa pergi kemanapun bahkan pembatasan tatap muka di berbagai tempat pun diberlakukan termasuk di sekolah. Anak-anak menjalani pembelajaran jarak jauh sudah lebih dari setahun, dikarenakan pandemi tak kunjung berakhir.
Lalu apa yang biasanya kita lakukan untuk menggunakan waktu kita sehari-hari? Apakah kita melakukan banyak hal yang bisa meningkatkan kemampuan secara intelektual ataupun fisik?
Masa pandemi ini mengubah banyak hal di dalam kehidupan masyarakat dunia. Salah satunya dalam dunia pendidikan, di mana saat ini proses belajar mengajar berlangsung secara online. Pembatasan tatap muka mengharuskan setiap orang bertemu melalui layar monitor dan hal tersebut berlangsung sejak tahun lalu.
Aku coba menghitung apa saja yang berubah, terkhusus di sekolah. Aku ingat suatu waktu sebelum pandemi aku tertawa dalam hati saat menatap anak sekolahan yang sudah mengakhiri jam belajar. Mereka berlari kencang saat terdengar bunyi bel sekolah yang menandakan pelajaran usai. Aku penasaran apa yang mereka kejar? Ternyata mereka menuju perpustakaan, “ruang menemukan jawaban”, begitu aku biasa menyebutnya.
Aku sempat bergumam “masihkah ada orang yang berburu buku di perpustakaan? Masihkah ada orang yang menghabiskan waktunya berjam-jam dengan menikmati buku di perpustakaan? Atau masihkah perpustakaan dijadikan tempat untuk menemukan jawaban atas banyak pertanyaan dalam pikiran?”. Ternyata aku masih menemukannya. Tapi itu sesaat sebelum pandemi berlangsung. Bagaimana wujud perpustakaan di masa pandemi ini? Masihkah perpustakaan ada? Atau pertanyaannya masihkah perpustakaan menjadi hal yang sangat dirindukan oleh mereka yang dulunya menghabiskan banyak waktu di perpustakaan?
Pandemi tidak boleh menyurutkan semangat orang-orang yang cinta baca. Pandemi tidak boleh memadamkan antusias mereka yang sangat mencintai dunia literasi.
BACA JUGA: Muda Bukan Berarti Minimal Karya
Lalu bagaimana dengan perpustakaan yang sudah ada saat ini? Setiap kota-kota besar atau bahkan pelosok negeri pun memiliki berbagai jenis perpustakaan. Ada yang menggunakan istilah lapak baca, rumah baca, pondok baca, kapal belajar, saung literasi atau sejenisnya tetaplah perpustakaan sekolah menjadi dasarnya. Mengapa demikian?
Perpustakaan sekolah dikatakan sebagai jantungnya sekolah, artinya perpustakaan memiliki peran penting dalam keberlangsungan sistem belajar mengajar. Perpustakaan memegang peranan penting dalam menghimpun dan mengelola bahan-bahan pustaka dan hasil ilmiah yang sudah diberi tanda sebelumnya. Diharapkan setiap perpustakaan sekolah mampu menarik perhatian anak didik di masa-luang sehingga mereka mampu mengisi waktu luang mereka dengan membaca dan menggali sebanyak-banyaknya informasi yang dibutuhkan dalam proses belajar.
Akan tetapi kita juga tidak boleh melewatkan satu hal yaitu anak didik kita berada di zaman “now” yang mana mereka lebih menyukai sesuatu yang berbau digital dan sejenisnya. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah hendaklah dapat lebih mengelola perpustakaannya secara menarik, proporsional dan profesional, agar fungsi dan manfaat dari perpustakaan dapat lebih baik. Jangan sampai perpustakaan layaknya museum yang hanya akan didatangi sesekali di akhir tahun pelajaran. Perpustakaan sekolah harus mampu menjadi perantara antara perpustakaan zaman dulu dengan zaman sekarang, sehingga anak didik akan merasa sedang berada di dalam satu ruangan yang disebut dengan “bank data”.
Mari memulai sejak sekarang dan dari diri kita sendiri. Apapun profesi kita, guru, siswa, atau bahkan orangtua mari menggunakan perpustakaan, baik offline ataupun online sebagai tempat untuk mengembangkan diri bukan tempat untuk penimbunan ilmu pengetahuan.
====
Penulis Alumni Pascasarjana ITB, Pendidik dan Founder Ruang Bergerak
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]