Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Bisa dibilang film romansa adalah genre abadi terlepas dari konflik yang ditawarkan. Salah satu benang merah cerita cinta yang sering dijumpai ialah ketika tokoh utama mengidap penyakit serius. Meskipun plotnya terdengar menyedihkan, ada saja yang tetap menonton film tersebut. Alasannya pun beragam, dari adanya pemain rupawan hingga ingin menonton film tanpa pertikaian yang rumit.
Jika kalian sedang mencari film romansa dengan latar pemain utama menderita penyakit keras, silakan tonton Out of My League atau Sul Più Bello dalam bahasa Italia. Sul Più Bello diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. Film ini mengisahkan seorang gadis bernama Marta (Ludovica Francesconi) yang terkena penyakit mucoviscidosis.
Mungkin ada yang belum pernah dengar nama penyakit tersebut. Mucoviscidosis adalah penyakit genetik langka yang menyerang pernapasan. Demi menjaga tubuhnya sehat Marta harus meminum pil enzim, menggunakan nebulizer, melakukan fisioterapi pernapasan, hingga menghindari tempat lembab agar kuman penyakitnya tidak berkembang biak.
Marta termasuk yang rajin mendatangi dokter untuk pemeriksaan fisiknya. Saat berkunjung ke dokter ia selalu ditemani oleh kedua sahabatnya yaitu Jacopo (Josef Gjura) dan Federica (Gaja Masciale). Jangan tanyakan ke mana orang tua Marta yang tidak mendampingi anaknya kontrol ke dokter sebab keduanya sudah meninggal sejak ia masih kecil.
Sang dokter memvonis bahwa umur Marta tidak lama lagi. Selayaknya ingin menghabiskan sisa hidup dengan bahagia, Marta pun ingin merasakan jatuh cinta sekali saja. Ia belum pernah berpacaran sama sekali karena laki-laki yang disukai pasti di luar jangkauannya.
Marta mencoba peruntungan lewat aplikasi kencan tetapi belum ada yang cocok sampai Jacopo dan Federica menyeretnya ke sebuah klub. Rupanya dengan cepat Marta menemukan tambatan hatinya di klub. Dengan trik a la pengagum rahasia, Marta menguping pembicaraan lelaki yang ia incar dan dari situlah dirinya tahu nama lelaki tersebut adalah Arturo (Giuseppe Maggio).
Secepat kilat Marta berhasil mengumpulkan informasi tentang Arturo mulai dari media sosialnya hingga di mana ia berkuliah.
Sejak tahu keberadaan Arturo, Marta pun jadi punya kebiasaan baru yakni menjadi penguntit! Ia mengintai di mana Arturo berkegiatan bahkan mencuri beberapa barangnya antara lain jubah handuk, bekas garpu yang digunakan Arturo, serta buku kuliahnya.
Film Out of My LeagueFilm Out of My League Foto: Dok. Ist
Secara kebetulan saat Marta bersama Jacopo dan Federica lari sore, mereka berpapasan dengan Arturo. Ternyata Arturo mendengar saat Marta mengoceh tentang dia.
Kadung tertangkap basah, Marta 'menantang' Arturo untuk makan malam dengannya. Ia berjanji jika Arturo tidak cocok setelah berkencan maka dirinya akan menjauh. Arturo setuju dan mengajak makan malam di rumahnya. Saat tiba di rumah Arturo, Marta kaget melihat betapa megahnya rumah Arturo.
Dirinya langsung merasa bahwa sekali lagi, laki-laki yang ia sukai di luar jangkauan. Berhasilkah Marta menaklukan hati Arturo atau untuk kesekian kalinya Marta gagal dalam percintaan?
Satu kata untuk Out of My League: klise. Seperti mayoritas film romansa, tokoh utama perempuan, Marta digambarkan sebagai sosok yang periang penuh aura positif sementara tokoh lelaki utama, Arturo sebagai figur tampan nan kaya raya yang tengil. Rasa benci namun ingin tahu lebih dari pihak laki-laki juga sudah sering ditemui.
Bagian yang menarik justru datang dari sisi Jacopo dan Federica. Mereka berdua adalah penyuka sesama jenis tapi ingin mempunyai anak tanpa mengadopsi. Dalam film perjuangan mereka memiliki anak ikut disorot dan barangkali malah membuat penonton lebih penasaran ketimbang cerita utama film yang digarap oleh Alice Filippi ini. dtc