Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Pengelolaan keuangan di lingkungan pemerintahan daerah di Kabupaten Toba2021 terealisasi sebesar 86% atau terjadi sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) Rp 178 miliar dari total Rp 1,1 triliun APBD.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Toba, Audhi Murphy Sitorus, Selasa(18/1/2022), di Balige, menjelaskan, keberadaan Silpa tidak semata karena pengelolaan kegiatan tidak berjalan, namun lebih dikarenakan alasan normatif.
"Termasuk sisa selisih hasil lelang kegiatan tentu juga masuk pada Silpa, ditambah saat ini untuk pembayaran dana sertifikasi guru banyak yang tidak dibayarkan," katanya.
Sekda didampingi Kepala Bagian Pembangunan, Sesmon Butarbutar mengungkapkan, selain kedua alasan tersebut, pemicu Silpa banyak anggaran di SKPD secara khusus untuk biaya perjalanan dinas dalam daerah tidak terlaksana 100%, serta pelaksanaan kegiatan yang pembiayaan dari dana taktis (TT) ditunda karena situasi waktu di akhir tahun.
"Nah, potensi ini juga sangat mendongkrak penambahan Silpa, apalagi untuk dana penanganan virus Covid-19 yang merupakan hasil rekofusing saat ini tidak terserap karena situasi pandemi sudah mulai menurun," ucapnya.
Kepala Dinas Permukiman Kabupaten Toba, Jonny Lubis mengakui untuk serapan anggaran keuangan yang dikelola instansi yang dipimpinnya berjalan sesuai rencana, terkecuali serapan anggaran dari dana taktis.
"Alasan dana TT tidak terserap karena batasan waktu. Kala itu akhir tahun sangat tidak memungkinkan menjalankan kegiatan dengan hitungan 10-20 hari kerja, sehingga dengan terpaksa harus Silpa,"ucapnya.
Ia menyebut bentuk kegiatan itu adalah pelaksanaan perbaikan kerusakan sarana infrastruktur dikarenakan bencana alam.
Tingginya angka Silpa APBD Toba 2021 menuai kritik masyarakat.
"Saya masih ingat betul, seluruh eksekutif berbondong-bondong mengikuti rapat badan anggaran di DPRD. Kenyataan saat ini setelah diluluskan permintaannya justru diakhiri dengan hasil Silpa. Tentu ini menjadi attensi pimpinan untuk menilai bawahan," ucap pengamat pembangunan di Balige, Robin Simanjuntak.