Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
UNDANG-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, Pasal 3 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Sekolah merupakan institusi yang di harapkan dapat membentuk karakter generasi muda. Dalam konteks ini pendidikan dimaknai sebagai proses untuk memanusiakan manusia untuk menjadi manusia dewasa seutuhnya. Melalui pendidikan di tumbuhkan pola pikir, nilai-nilai, dan norma-norma di masyarakat (Rohma dkk, 2020; Zulaiha dkk, 2020; Hartiwi dkk, 2020).
Sehingga wadah untuk mencapai tujuan pendidikan dengan proses memanusiakan manusia untuk menjadi dewasa seutuhnya menjadi tugas penting sekolah untuk mewujudkan cita-cita bangsa demi keberlangsungan bangsa Indonesia, bahkan bukan hanya sekolah, keterlibatan kepala sekolah, tenaga pendidik, siswa, dukungan masyarkat serta sarana dan prasarana yang memadai dalam mencapai tujuan tersebut.
Perjalanan tahun 2019 adalah refleksi panjang yang di hadapi oleh semua negara termasuk Indonesia salah satunya akibat Pendemi Covid-19. Di tengah adanya pendemi yang terus memberikan pembaharuaan untuk tetap melanjutkan proses belajar mengajar dan mencapai yang telah ditetapkan oleh kurikulum.
Tata cara hidup berubah dengan sangat cepat dan memaksa seluruh potensi bangsa bersama-sama untuk bergerak agar tetap bisa melanjutkan cita-cita bangsa. Pelaksananaan pendidikan dipaksa berubah 180 derajat dalam 2 tahun terahir. Dunia pendidikan yang sebelumnya cenderung masih menggunakan cara-cara konvensional berubah menjadi modern dalam seketika. Sumber daya yang belum memadai membuat pendidikan di berbagai pelosok negeri tarkapar habis-habisan. Tenaga pendidik dipaksa mengadaptasi teknologi dengan cepat di atas keterbatasan akses dan pengetahuan.
Dunia pendidikan sempat dibuat tak berdaya meskipun lambat laun adaptasi mulai berjalan. Perubahan cara hidup ini membawa dampak yang besar, dari sisi positif kita bisa melihat bahwa adaptasi dan penggunaan teknologi meningkat drastis, karna masyarakat kita di paksa masuk kedalamnya.
Pasca pandemi kita akan memasuki era normal kembali, dimana pendidikan di proyeksikan akan kembali menggunakan pertemuan tatap muka (PTM) yang secara tidak langsung akan meninggalkan kebiasaan selama 2 tahun terakhir. Hal ini bisa menimbulkan dampak negatif kalau tidak dengan cermat manajemennya. Adaptasi teknologi yang selama ini telah berjalan harus menjadi bagian utama dari pendidikan formal kita.
Tidak bisa kita pungkiri dalam 10 sampai 20 tahun ke depan melek teknologi akan menjadi syarat utama dalam persaingan mencari kerja. Hal ini didukung dengan penggunaan e-mooney yang akan menjadi system pembayaran utama dan yang paling baru adalah peluncuran METAVERSE atau dunia virtual.
Sekolah sebagai ujung tanduk pendidikan formal harus diarahkan ke arah tersebut, karena generasi muda kita menghabiskan waktu sampai 9 tahun di sana. Bahkan, dari data BPS tahun 2020/2021, jumlah siswa mencapai 45,2 juta, yang mana ini mencapai 20% dari jumlah penduduk Indonesia.
Dengan jumlah penduduk dan waktu yang dihabiskan oleh siswa serta dorongan sistem yang semakin canggih menjadi tugas berat para pendidik dan tujuan pendidikan yang menjadi pusat utama. Apakah pendidikan Indonesia mampu menopang tujuan dengan keadaan yang sedang kita alami masa kini? Bagaiamana dampaknya pada masa depan yang akan datang? Apa yang harus kita perbuat untuk terus menyeimbangkan tantangan dan potensi yang kita miliki?
Gabungan Pendidikan Daring dan Luring
Istilah pembelajaran daring dan luring diperkenalkan di era teknologi informasi pada saat ini. Pembelajaran daring merupakan singkatan dari pembelajaran dalam jaringan, atau pengganti istilah pembelajaran online yang sering kita gunakan dalam teknologi internet (Ivanova dkk, 2020; Kristiawan dan Muhaimin, 2019; Kristiawan, 2014).
Menurut Ivanova dkk (2020) pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.
Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet dan Zoom.
Pembelajaran luring atau tatap muka nantinya menjadi kegiatan pembelajaran dengan porsi yang lebih banyak. Tenaga pengajar dan siswa akan tetap melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah, sementara pemanfaatan daring digunakan sebagai penyokong kegiatan luring. Media pembelajaran online akan menopang pendalaman materi, diskusi dan review pembelajaran. Dengan demikian waktu yang dihabiskan oleh siswa di sekolah akan semakin sedikit, ini bertujuan untuk mengefektifkan proses belajar-mengajar.
Efektifnya proses belajar salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan belajar yang menyenangkan. Dengan tidak padatnya kegitan tatap muka secara tidak langsung dapat mengurangi beban siswa. Guru nantinya sebagai tenaga pengajar akan fokus dalam membimbing dan mengarahkan siswa, dan membentuk suasana menyenangkan di dalam kelas,
Dengan gabungan pembelajaran daring dan luring ini, maka minat siswa akan meningkat. FSGI (Forum Serikat Guru Indonesia) mengatakan bahwa pada akhir 2020 minat belajar siswa menurun 20 persen menjadi 60 persen, dan juga siswa telah belajar di rumah kurang lebih 4 semester.
Tugas utama yang dilakukan oleh tenaga pendidik saat ini adalah belajar memahami keadaan dan situasi yang memaksakan bekerja lebih ekstra untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawabnya demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini kita sangat mengapresiasi guru Indonesia yang terus berjuang tanpa pamrih, tanpa tanda jasa untuk generasi bangsa hari ini secara keseluruhan bahkan yang berjuang di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal.
Jerih payah guru akan kita perjuangkan bersama di masa yang akan datang. Hanya, yang menjadi masalah apakah sistem pendidikan mampu menjawab setiap persoalan akar rumput masalah pendidikan yang terus menjadi kendala di tengah keadaan Indonesia yang terus berjuang bersaing hidup di tengahi Pendemi Covid-19. Memutus mata rantai permasalahan pendidikan daerah membutuhkan keseriusan yang harus terus di dorong maksimal.
Dilansir dari hhtps://m.antaranews.com/berita/1972746/kemendikbud-pendidikan-daerah-3t-tanggung-jawab-pemerintah-pusat Kementrian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) RI mengatakan peningkatan pendidikan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) akan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan provinsi
Berdasarkan aturan, daerah 3T memang tanggung jawab pemerintah daerah, namun ketika teringgal jauh dari daerah lain maka pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbud akan turut menanganinya. Adapan tahapan yang dilakukan yakni asesmen terkait kompetensi literasi, lingkungan belajar hingga survey karakter dan kabarnya juga akan dilakukan pada Agustus, September atau Oktober 2021. Sudah sejauh mana pemerintah dalam hal ini Kemendikbud melakukan tahapan yang dimaksud untuk menjadi perhatian utama yang harus diprioritaskan dalam memutus mata rantai permasalahan pendidikan.
Apakah pelaksanaan pendidikan daring dan luring dapat menjawab setiap akar persoalan pendidikan yang sedang kita lalui saat ini? Tak cukup merefleksikan namun sangat membutuhkan keseriusan untuk dapat saling menopang pendidikan dari daerah terpencil. Teruslah bergandengan tangan dan semoga semboyan guru tanpa tanda jasa tetap berkibar memperjuangkan masa depan Indonesia yang lebih cemerlang.
Improve School Based Education Management
Administrasi dan manajemen dapat dipandang berdasarkan perspektif seni dan ilmu. Admininstrasi dan manajemen adalah suatu fenomena sosial yang telah ada sejak adanya seseorang menggunakan orang lain untuk memenuhi keinginannya, dalam hal ini administrasi dan manajemen, adalah seni.
Administrasi dan manajemen juga telah dipandang sebagai sebuah ilmu, karena telah dapat memenuhi kaidah-kaidah keilmuan, yaitu dapat diuraikan secara sistematis, mengandung prinsip, dalil, rumus, hukum dan teori yang diproleh dari hasil pengalaman, pengamatan, pemikiran dan penelitian secara objektif, universal serta dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan kenyataan yang ada.
Administrasi dan manajemen sebagai seni yaitu perkembangannya selalu dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat yang bersifat dinamis, demikan juga sebaliknya. Secara historikal perkembangan administrasi dan manajemen sebagai seni, didasarkan pada pengetahuan masyarakat modern sekarang tentang kejadian-kejadian di masa lalu pada kebudayaan tertentu.
Soetopo (1989:1) menyatakan disadari atau tidak, hakikat segala sesuatu yang tergelar di dunia ini perlu diatur. Pengaturan ini merupakan upaya yang mengarah kepada usaha kelancaran, keteraturan, kedinamisan dan ketertiban suatu usaha.
Hal yang perlu ditegaskan untuk meningkatkan pendidikan manajemen berbasis sekolah dengan tahapan perkembangan adminitrasi dan manajemen sebagai ilmu pengetahuan, melalui empat penahapan sejak lahir hingga sekarang yaitu tahap survival (1886-1930), tahap konsolidasi dan penyempurnaan (1930-1945), tahapan human relations (1945-1959) dan tahap behaviourralisme (1959-sekarang). Pada tahap behaviouralisme ini, fokus para ahli bukan hanya pada hubungan manusianya, tetapi sudah berkembang kepada motif tindak-tanduk manusia dalam berorganisasi, diselidiki pula cara-cara yang dapat ditempuh untuk lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan yang membuat organisasi menjadi lebih efisien dan efektif, sehingga administrasi menyatu kepada manusia itu sendiri.
Tahap behaviouralisme berangkat dari asumsi bahwa perbaikan kondisi kerja dan kepuasan kerja (pada tahap survival, yang merupakan tonggak gerakan manajemen ilmiah), tidak dapat menghasilkan peningkatan produktivitas yang signifikan, konsep makhluk sosial (pada tahapan human relations) tidak dapat menggambarkan secara lengkap individu-individu di tempat kerja, bukanlah satu-satunya tempat pekerja saling berinteraksi, sebab ada yang berinteraksi dengan unit lain di luar tempat kerja.
Pendidikan Indonesia dalam mempersiapkan kehidupan new normal dan bergandengan dengan Pertemuan Tatap Muka (PTM) sangat diperlukan persiapan yang strategis dan manajemen yang baik hal yang perlu dilakukan dalam menjalan sistem pendidikan. Maka pemerintah harus melakukan evaluasi dan penyusunan kembali secara khusus Manajemen Berbasis Sekolah yang bergandengan dengan teknologi yang memadai.
Selama ini manajemen berbasis sekolah sudah memiliki tujuan untuk menjadikan sekolah lebih mandiri atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi); fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah dalam mengelola sumber daya; dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.
Merujuk pada perkembangan ilmu pengetahuan dalam manajemen pendidikan perlu ditegaskan tahap behaviouralisme yang menegaskan perlunya perbaikan kondisi kerja dan konsep makhluk sosial pada saat ini yang sangat dengan tidak mudah untuk boleh bergandengan tangan dalam situasi yang menuntut kecerdasan, kepekaan, keahlian dan lingkungan sumber daya manusia yang dapat saling bergotong-royong.
Usaha yang dilakukan juga tidak terlepas dari perhatian seluruh stakeholder untuk mengupayakan kelancaran, keteraturan, kedinamisan dan ketertiban usaha bersama. Hal yang paling penting dalam konteks pendidikan adalah daerah terpencil yang harus terus berupaya dalam menjawab tantangan dan perubahan signifikan yang harus terus melakukan perubahan demi kemajuan pendidikan Indonesia.
Hal kecil dan sederhana yang bisa dilakukan saat ini, yakni menggali dan mengumpulkan potensi daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), menganalisa kebutuhan yang dapat disesuaikan dengan keadaan dan juga memberikan formula baru yang dapat menopang ketertinggalan yang ada pada suatu daerah. Salah satu hal kongkrit yang dapat dikembangkan adalah gerakan Lentera Pendidikan Metaverse.
Adapun kontribusi yang menjadi fokus utama dilakukan yakni membantu pendidikan nonformal, yang nantinya akan dikembangkan melalui potensi daerah terpencil dan mengenalkan dunia virtual yang dapat dimanfaatkan dalam penguasaan dini yang terus dilakukan dalam derah terpencil. Mengajak generasi muda untuk berkontribusi dalam pengetahuan dan pelatihan untuk generasi yang terus saling menopang.
Kemajuan pendidikan ada pada masa sekarang yang harus benar-benar serius untuk menopang masa depan Indonesia di masa yang akan datang, memulai dari kecil untuk menopang Indonesia yang lebih maju.
====
Penulis Ketua GMKI Medan periode 2019-2021, mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]