Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Serdang Bedagai. Seorang siswa SMK Swasta Abdi Nusantara mengaku dianiaya oleh kakak kelasnya. Tindakan kekerasan itu terjadi asrama sekolah yang berada di Jalan Negara, Medan-Tebing Tinggi, Paret Rambe, Desa Sei Bamban, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatra Utara. Kasus itu sudha dilaporkan ke pihak asrama, namun tidak ada tanggapan.
Korban, RAN, kepada wartawan mengatakan, ia kerap ditunjang oleh seniornya dari belakang tepat pada bagian pinggangnya.
"Saya ditunjang oleh senior saya di sekolah dari belakang pada bagian pinggang tanpa ada alasan tertentu," beber RAN, Kamis (3/2/2022).
Lanjut RAN, pasca ditunjang oleh kakak kelasnya, pinggangnya nyeri-nyeri dan susah tidur. "Saya sempat di rontgen, dan berobat rutin di rumah sakit. Saya juga bawa ke tukang kusuk, rupanya ada pembengkakan dengan kemaluan saya. Yang nunjang senior saya atau kakak kelas berinisial A," ujar RAN.
Saat disinggung alasan kakak kelasnya atau senior menunjang dirinya, RAN mengatakan karena hanya cuma sebagai pelampiasan saja.
"Tidak hanya saya saja yang pernah dianiaya oleh kakak kelas, kawan saya juga pernah ditunjang. Dan kejadian ini terjadi di dalam lingkungan sekolah. "Ada juga teman saya yang di tumbuk oleh kakak kelas, yang ditumbuk perut cuma tidak tepat sasaran jadi terkena ulu hatinya, jadi teman saya ini sesak," paparnya.
Kejadian ini pernah diadukan siswa yang diduga menjadi korban tindak kekerasan dan penganiayaan kepada orang tua masing-masing. "Pernah diadukan ke orang tua, tapi orang asrama marah-marah karena ngadu sama orang tua," ujar RAN.
Pihak asrama tidak merespon atas pengaduan siswa-siswa yang diduga menjadi korban penganiayaan. "Tidak direspon sama pihak asrama terhadap kakak kelas yang memukul teman saya ini. Intinya kata orang asrama jangan sampai tahu orang tua," ujar RAN.
Bahkan RAN menambahkan, dirinya pun udah merasa percuma untuk memberi tahu pihak sekolah. "Rasanya percuma kami kasih tahu ke pihak sekolah, kami tetap bersalah kata guru, karena senior itu tidak pernah salah 80 persen," ujar RAN.
Kepala SMK Swasta Abdi Nusantara, Darmanto, mengaku tidak mengetahui sama sekali dugaan penganiayaan dan kekerasan tersebut. "Saya tidak tahu sama sekali, justru baru ini saya dengar," ujarnya.
Darmanto menambahkan, kepemimpinan di asrama sama dengan yang di sekolah itu beda. "Aku masih bulan Juli 2021 kemarin megang (menjabat). Informasi ini akan saya tindaklanjuti, karena otomatis sekolah juga jelek. Insyaallah informasi ini segera ditindaklanjuti," tutup Darmanto menyahuti per telepon.