Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Serdang Bedagai. Salah seorang dokter yang berpraktek di RSUD Sultan Sulaiman Sei Rampah, dr Salomo Fajar Siahaan menyampaikan klarifikasi terkait pernyataannya yang menyebutkan bahwa wartawan di Serdang Bedagai (Sergai) bisa dibayar, yang dimuat salah satu media online.
Klarifikasi pernyataan yang dianggap telah menyinggung profesi wartawan ini disampaikan dr Salomo Fajar saat bertemu dengan wartawan didampingi penasehat hukumnya Jonizar SH dan Wawan SH, di salah satu kafe di Sei Rampah, Senin (21/2/2022).
Menurutnya, pembicaraannya dengan salah seorang wartawan online tersebut di sebuah kedai kopi yang tidak terencana. Setelah bertegur sapa, ternyata wartawan tersebut memancing dirinya untuk berkomentar tentang tingginya penularan Covid-19 di kalangan paramedis yang bertugas di RSUD Sultan Sulaiman.
"Percakapan kami di kedai kopi itu ternyata direkam dan dijadikan berita oleh salah seorang wartawan online, kemudian diteruskan kemana-mana, seolah-olah, saya sedang melakukan pressconference. Padahal hanya berbincang membahas pandemi Covid 19 yang kian meninggi di Serdang Bedagai," ujarnya.
Ia menyesalkan wartawan tersebut yang tidak melakukan pemberitahuan bahwa perbincangan di kedai kopi tersebut untuk menjadi bahan berita.
"Kan seharusnya sang wartawan melakukan pemberitahuan atau melakukan konfirmasi ke Direktur RSU Sultan Sulaiman, bukan pemberitaan sepihak yang justru direkam secara diam-diam. Hal inilah yang saya maksud, hingga saya mengajak kawan-kawan jurnalis untuk melakukan klarifikasi, ujar dokter spesialis pathologi klinik tersebut.
Apalagi, lanjut dr Salomo Fajar, ada pernyataannya yang seolah-olah mengatakan bahwa semua wartawan di Serdang Bedagai bisa dibayar. Menurutnya, itu tidak benar, tapi ada oknum wartawan yang bisa dibayar, dan itu memang dialaminya.
"Jadi pernyataan itu sebenarnya, bukan saya menyebutkan seluruh wartawan di Sergai itu bisa dibayar. Namun, ada oknum wartawan yang dapat dibayar. Lagian percakapan itu juga percakapan warung kopi bukan untuk bahan berita," urainya.
Dirinya kaget ketika pernyataannya itu muncul di salah satu media online. "Jadi, saya terkejut tiba-tiba naik di media. Bukan saya membela diri, karena saya tahu mayoritas wartawan di Sergai tingkat idealisnya tinggi. Tapi ada oknum-oknum yang bisa dibayar," imbuhnya.
Terkait pernyataan yang menyinggung wartawan itu, dirinya meminta maaf dan itu terkait efek dari pemberitaan di media online yang menyebutkan bahwa wartawan bisa dibayar.
"Maka saya mohon maaf, karena yang sebenarnya saya maksud adalah oknum wartawan," ucapnya.