Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Keluarga Besar PT Bibitunggul Karobiotek (BUK) mengapresiasi Ratna Munthe dan keluarga yang telah membatalkan kepengurusan surat lahan miliknya di Puncak 2000 Siosar, Kabupaten Karo.
"Ibu Ratna dan keluarga telah mengambil sikap bijaksana, terkait kebenaran tanah yang dimilikinya. Beliau juga berjiwa besar meminta maaf, dan menegaskan tidak ada tumpang tindih lahan miliknya dengan lahan PT BUK," ujar Kuasa Hukum PT BUK, Rita Wahyuni, Rabu (20/04/2022).
Tingginya kesadaran hukum yang ditunjukkan Ratna Munthe dan keluarga, tambah Rita, kata Rita, patut menjadi contoh dan teladan bagi semua pihak. Hal itu menjadi penting agar kedamaian di Puncak 2000 Siosar dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Tanah Karo.
Bahkan, lanjut Rita, Ratna Munthe melalui Kuasa Hukumnya, Kantor Hukum Agung Yuriandi & Rekan, telah membuat pengumuman di salah satu media nasional terkait pencabutan kuasa pengurusan sertifikat lahannya di Puncak 2000 Siosar.
"Ibu Ratna dan keluarganya menyadari, jika tanah yang dibelinya di Puncak2000 bukan berada di lahan PT BUK. Sebab batas-batas lahan saja sudah berbeda," ujar Rita.
Selain lokasi lahannya yang berbeda, jelas Rita, Ratna mengakui lahannya tidak tumpang tindih dengan lahan PT BUK. "Ibu Ratna mengakui tanah miliknya, berdampingan dengan tanah milik BG Munthe. BG Munthe melalui Lloyd Ginting melakukan gugatan ke PTUN untuk membatalkan sertifikat milik PT BUK. Namun PTUN menolak gugatan tersebut. Artinya, pengadilan telah memutuskan lahan tersebut milik PT BUK," terangnya.
Berdasarkan keterangan Ratna dan fakta-fakta hukum lainnya, tambah Rita, telah menegaskan legalitas kepemilikan lahan PT BUK di Puncak 2000 Siosar sudah terang benderang.
Sementara terkait kehebohan yang terjadi di Puncak 2000 Siosar beberapa waktu lalu, Rita mengajak seluruh elemen masyarakat di kawasan itu dapat berfikir jernih dalam menanggapi persoalan. "Jangan mudah terprovokasi dengan hasutan-hasutan pihak, yang seolah-olah berjuang untuk masyarakat, padahal untuk kepentingan pribadinya," tegasnya.