Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tak ada yang bisa menyangkal kedahsyatan Tembakau Deli. Kualitasnya luar biasa hingga mendunia. Tembakau Deli adalah primadona dari Sumatra Utara (Sumut) yang aromanya tersohor hingga Bremen, Jerman, dan belahan benua Eropa Barat lainnya. Histori dan kontribusi Tembakau Deli masih bisa dirasakan hingga saat ini, dan menjadi lambang kebanggaan masyarakat Medan, Sumut pada khususnya.
Sayangnya, luas lahan Tembakau Deli kini jauh menyusut. Pada masa jayanya, luas ladang tembakau mencapai 304 hektare. Saat ini jumlah ladang sudah sangat berkurang yakni hanya tersisa 4 hektare. Tembakau Deli pun kini menjadi sebuah warisan budaya.
"Tak bisa dipungkiri Tembakau Deli adalah bagian erat dari sejarah Medan dan Sumut. Saya secara pribadi siap berjuang, siap membangun perekonomian Sumut, harus kita hidupkan kembali Tembakau Deli. Salah satu caranya bisa kita buat kawasan atau destinasi khusus wisata Tembakau Deli. Bisa kita bangun lokasi khusus untuk melihat proses dan produk jadi Tembakau Deli di Medan," kata Wakil Wali Kota Medan, Aulia Rachman, saat membuka acara Diskusi Media, Tembakau Deli, Histori, Kontribusi dan Pemberdayaan Perempuan yang diinisiasi Forum Wartawan Industri Sumut (FORWINDSU), Rabu, (20/4/2022).
Aulia mengatakan, Sumut mempunyai satu tembakau yang berkualitas di dunia. Karena itu harus dipertahankan. Harapannya, Tembakau Deli bisa dihidupkan kembali dan Pemko Medan siap membantu. "Kalau memang masuk ranah Kota Medan, akan disupport habis," katanya.
Sekjen Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), Hananto Wibisono, yang hadir sebagai pembicara dalam Diskusi Media turut memaparkan kontribusi ekosistem pertembakauan saat ini. Di Indonesia, rokok kretek menjadi pangsa pasar utama, 95% dari olahan tembakau. Tembakau, melalui cukai hasil tembakau (CHT) menjadi penyumbang terbesar penerimaan negara.
"Kami dari AMTI selalu mengawal agar kebijakan pemerintah tidak menetapkan kenaikan cukai tembakau yang eksesif. Tahun ini penerimaan negara dari cukai sektor tembakau dipatok naik Rp 20 triliun. Total ditarget sebesar Rp 193 triliun penerimaan dari CHT atau hampir sebesar 10 persen dari APBN," kata Hananto.
Memaparkan terkait kebijakan Pemerintah Provinsi Sumut pada pengembangan Tembakau Deli, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumut, Lies Handayani, menyebutkan Sumut berkomitmen mempertahankan histori Tembakau Deli sekuat tenaga sebagai heritage.
"Tugas kami adalah mempertahankan agar tembakau Deli tidak hilang dari bumi. Tembakau Deli ini sangat sensitif sekali dan butuh treatment khusus. Hasil survei terakhir memang saat ini lahannya menipis, tinggal enam kabupaten yang punya areal tembakau. Dan, Sumut yang telah mendapatkan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau kami maksimalkan untuk program pengembangan kualitas bahan baku (barley dan virginia) yang memang pasarnya terbatas," kata Lies.
Manager SEVP Operation PTPN II, Edy Marlon, tak menampik bahwa butuh ekstra kerja keras untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas Tembakau Deli. Tembakau Deli mempunyai nilai jual lebih baik dibandingkan tembakau lain di dunia. Tembakau jenis ini mempunyai aroma yang khas dengan rasa sangat berbeda dari tembakau pada umumnya. Adapun, usia penyemaian mulai dari pembenihan diperkirakan selama 40 hari. Usia dari tanam ke masa panen juga 40 hari dengan perincian tinggi tembakau dari 1 meter sampai 2 meter.
"Tembakau Deli butuh treatment khusus mulai dari proses pembibitan sampai panen. Mulai dari tanah hingga pekerjanya. Di sinilah keterbatasan dan tantangan dalam pengembangan Tembakau Deli," kata Edy.
Sementara itu, pemerhati perempuan yang juga dosen K3 FKM USU, Eka Lestari Mahyuni, mengatakan, hampir 90% sektor pertembakauan menyerap tenaga kerja perempuan. Hal ini tak terlepas bahwa karakteristik pekerja perempuan itu unik, multitasking, mampu memilih secara cermat dan sistematis daun tembakau mana yang layak masuk sebagai kualitas grade 1 dan lainnya.
"Belum lagi para pekerja perempuan itu selalu saling support, mampu bekerjasama dengan baik dan solid. Sehingga wajar dalam memenuhi target kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan pabrikan atau industri. Ekosistem pertembakauan memang telah memberdayakan banyak perempuan untuk mampu dan mandiri secara ekonomi, baik untuk dirinya, keluarga maupun masyarakat," kata Eka.