Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ikan iblis merah atau red devil fish (Amphilophus labiatus) meresahkan nelayan di Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut). Ikan yang amat rakus sampai-sampai menjadi PR Pemprov Sumut.
Ikan iblis merah menjadi PR Pemprov Sumut karena ikan itu mengancam populasi ikan endemik di Danau Toba. Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut Zeira Salim Ritonga menduga ada yang sengaja melepasliarkan ikan buas itu ke Danau Toba.
Zeira meminta dinas perikanan untuk membasmi ikan red devil itu, supaya ikan nila, ikan mas dan ikan habitat asli di Danau Toba tidak terganggu, dan tidak merugikan nelayan.
Ikan setan merah itu memang bukan ikan biasa. Dalam Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia ikan itu disebut sebagai ikan predator yang amat rakus.
Spesies ini mulanya berasal dari wilayah Amerika Tengah dan sebagian dari Asia. Awalnya, ikan ini masuk ke Indonesia sebagai ikan hias yang dijual dengan harga yang cukup mahal.
Di beberapa daerah di Indonesia, penyebutan ikan ini bermacam-macam. Di antaranya ikan oscar, setan merah, louhan merah, dan nonong.
Penelitian yang dilakukan oleh Chairulwan Umar, Endi Setiadi Kartamihardja, dan Aisyah ini juga mengungkap awal mula ikan ini hingga dalam prosesnya tersebar di sejumlah perairan di Indonesia.
Menurut tim peneliti, ikan iblis merah masuk ke perairan umum tidak disengaja atau lolos dari keramba jaring apung yang terbawa bersamaan dengan benih yang ditebar.
Peneliti mencatat red devil fish masuk ke Indonesia sekitar 1990-an, dibawa dari Malaysia dan Singapura, disebar di beberapa waduk buatan di Indonesia.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa red devil sengaja dilepaskan di ekosistem perairan di Indonesia oleh para penggemar ikan hias. Pelepasan ikan ke perairan umumnya tanpa pengkajian, akibatnya ikan tumbuh dengan cepat dan melimpah hingga mendominasi perairan tersebut.
Para peneliti menilai perlunya kajian yang mengungkap seberapa besar dampak dari penyebaran ikan pada keanekaragaman sumberdaya ikan di perairan, dan faktor yang mempengaruhinya.
Ikan yang awal mulanya ditemukan di Nikaragua dan Costa Rica ini, bisa hidup di perairan tropis dengan suhu air 21 sampai 26 derajat celcius, dengan kandungan pH sekitar 6.0-8.0.
Red devil hidup di daerah permukaan dan teritorial di suatu perairan. Ikan ini juga disebut mudah berkembang biak karena betina bisa mengeluarkan ribuan telur, dan dapat bertelur sepanjang tahun.
Berdasarkan hasil analisis tim peneliti, red devil memakan tumbuhan, moluska dan ikan. Dengan demikian ikan ini masuk dalam kategori omnivora-karnivora yang memanfaatkan ikan sebagai pakan utama, sehingga mampu mendesak perkembangan jenis ikan lainnya yang ada di perairan itu.(dtt)