Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah berencana menaikkan tarif naik Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu. Ketua DPP PKB Daniel Johan berharap kebijakan ini tidak membebani umat Buddha.
"Visi Pak Luhut secara prinsip baik tapi jangan hantam kromo, umat Buddha itu masih banyak orang desa dan tidak mampu, kasihan sekali mereka jadi tidak bisa melakukan penghormatan kepada Guru Agung mereka," kata Daniel dalam keterangan tertulis, Selasa (7/6/2022).
Candi Borobudur, menurut Daniel Johan, sangat sakral bagi umat Buddha. Kesakralan dan kesucian Candi Borobudur diakui umat Buddha dunia.
"Sementara Borobudur bagi umat Buddha itu sesuatu yang sangat amat sakral seperti sahabat muslim di Kakbah, bukan hanya untuk umat Buddha Indonesia, Borobudur adalah mandala terbesar dunia yang sakral dan disucikan oleh umat Buddha dunia," ujarnya.
Oleh sebab itu, Daniel mendorong rencana kenaikan tarif untuk naik Candi Borobudur menggandeng sejumlah pihak baik ilmuwan maupun pimpinan umat Buddha
"Jadi kita harap kebijakan ini harus memikirkan hak ibadah umat Buddha, pembatasan memang perlu dilakukan tapi kita minta pemerintah lakukan konsultasi dengan para sangha pimpinan ulama umat Buddha termasuk ke para ahli arkeologi," imbuhnya.
Umat Buddha Resah
Rencana tarif Rp 750 ribu untuk naik ke Candi Borobudur membuat resah umat Buddha. Kepala Sangha Theravada Indonesia, Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, mengatakan kenaikan tarif itu akan menyulitkan rakyat kecil.
Dia lantas menyebut jumlah umat Buddha yang berada di pedesaan di Jawa Tengah cukup banyak. Terlebih untuk mereka yang merupakan "rakyat kecil" sehingga bakal kesulitan ke Candi Borobudur karena harga tiket yang mahal.
"Rakyat kecil (umat Buddha pedesaan yang berada cukup banyak di Jawa Tengah) sampai meninggal dunia pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi untuk melakukan puja atau pradaksina karena harus membayar biaya yang sangat mahal bagi mereka: Rp 750 ribu per orang," kata Bhikkhu Sri Pannavaro seperti dilansir detikjateng, Senin (6/6).
Dia mengusulkan, jika memang maksudnya untuk konservasi dan pengunjung yang naik dibatasi 1.200 orang per hari, bisa dibatasi melalui pendaftaran online sehingga tidak hanya yang berduit saja yang bisa naik ke Candi Borobudur.
"Kalau pada hari itu kuota sudah penuh, dimohon saja naik pada hari berikutnya atau hari yang lain. Kalau pengunjung tidak mau atau tidak bisa naik pada hari lain, ya sudah. Apalagi pendaftaran bisa dilakukan melalui online," ujar dia.(dtc)