Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
TOKOH politik, organisasi bahkan partai ramai-ramai membahas anak muda harus melek politik. Tidak ada yang salah jika bertujuan untuk meningkatkan partisipasi politik dari anak muda. Selain itu, diproyeksikan pemilih muda rentang usia 17-39 tahun mendekati 60% dari total pemilih. Hal tersebut merupakan salah satu alasan kuat kenapa anak muda menjadi perhatian pada Pemilu 2024.
Tulisan ini tidak untuk membahas bagaimana anak muda harus melek politik sehingga partisipasi masyarakat meningkat dalam berpolitik. Karena politik hanya salah satu dari 6 variabel pada aspek sosial dalam bernegara. Yang dimaksud bernegara adalah untuk mencapai tujuan negara Republik Indonesia sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.
Ipoleksosbudhankam & Iptek
Ideologi. Dalam tulisan ini tidak membahas ideologi mana yang terbaik untuk diterapkan. Namun Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdasar kepada Pancasila. Dan suatu ketetapan yang tidak mungkin untuk di rubah. Karena Pancasila sudah menampung seluruh aspek untuk tetap berdirinya negara Republik Indonesia.
Politik tidak hanya ikut tergabung ke dalam sebuah partai kemudian mencalonkan diri, menggaet simpatisan, membangun tim sukses, berkampanye dan bertarung dalam kontestasi politik. Setelah memenangi kontestasi tidak tahu apa yang harus diperbuat atau setelah kalah menjadi kritis terhadap pemerintah namun tidak memberikan rekomendasi untuk dijadikan solusi hanya menghasilkan kegaduhan.
Para pemenang kontestasi politik yang menduduki kursi legislatif dan eksekutif, pusat maupun daerah seharusnya sudah memahami variabel aspek sosial ini dalam bernegara. Karena pada pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan, kursi legislatif pusat dibagi menjadi 11 komisi. Sedangkan Eksekutif, aspek tersebut menjadi tanggung jawab dalam menjalankan amanah konstitusi.
Karena politik bernegara akan menghasilkan aturan-aturan yang mendukung tercapainya tujuan negara Republik Indonesia baik itu di bidang Ideologi, ekonomi, sosial budaya, Pertahanan dan Keamanan, ilmu pengetahuan dan Teknologi yang saling terhubung dan tidak berdiri sendiri.
Ekonomi. Di tahun 2020, Indonesia mengalami wabah virus corona. Yang terdampak tidak hanya kesehatan saja, namun Ekonomi juga ikut mengalami dampak yang keras terutama di kota-kota besar Indonesia sangat merasakan dampak tersebut.
Pada saat itu kegiatan ekonomi berkurang jauh dari saat sebelum wabah. Tidak hanya ekonomi negara, secara individu juga ikut merasakan dampak berkurangnya kegiatan ekonomi. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat mengalami kehilangan pekerjaan. Ini merupakan contoh yang sangat nyata akan keterhubungan antara aspek sosial dalam bernegara.
Sosial budaya. Sejak berdiri sebagai sebuah negara, Indonesia sudah memiliki keberagaman dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Keberagaman budaya, bahasa, suku, agama dan ras. Jangan sampai produk politik menghilangkan keberagaman yang ada. Justru kearifan lokal sering digunakan sebagai resolusi konflik sosial di Indonesia yang mungkin menghambat pembangunan jika konflik sosial berkelanjutan.
Jangan sampai teknologi membuat pemuda jauh dan tidak mengenal budaya di Indonesia. Justru dengan kefasihan pemuda menggunakan teknologi sehari-hari, diharapkan mampu berkontribusi memajukan pembangunan Indonesia dari sektor kreatif yang mengandung budaya nusantara.
Pemuda mana yang tidak tahu K-Pop salah satu industri besar di Korea Selatan yang diperkirakan berkontribusi sekitar US$10 miliar tiap tahunnya. Padahal kita punya genre musik dangdut, alat musik tradisional dari berbagai daerah, kain tenun dari berbagai daerah untuk fashion.
Selain itu, musik juga bisa mengingatkan pemuda untuk mencintai, menikmati keindahan alam, menjaga persatuan, bahasa, budaya dan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pertahanan dan keamanan. Pertahanan tidak hanya tentang mempertahankan wilayah kedaulatan Indonesia, tidak hanya tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap sedia untuk menjaga Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan angkatan bersenjata negara lain.
Keamanan juga tidak hanya tentang Polisi Republik Indonesia (POLRI) bertindak ketika kejahatan ada di dalam negeri, melindungi masyarakat ketika ada serangan teroris.
Pada September 2022, telah terjadi kebocoran data karena serangan hacker Bjorka. Bagaimana negara merespon hal tersebut merupakan pertahanan dan upaya menjaga keamanan. Bagaimana negara merespon masuknya virus corona ke Indonesia merupakan pertahanan dan upaya menjaga keamanan.
Bagaimana negara menanggapi organisasi dan oknum yang ingin mengubah dasar negara keluar dari Pancasila merupakan pertahanan dan upaya menjaga keamanan. Bagaimana negara merespon konflik sosial antar suku, antar umat beragama merupakan pertahanan dan keamanan dan upaya menjaga keamanan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi sering kali di kaitkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun dalam tulisan ini dimanfaatkan guna mendukung tercapainya tujuan nasional.
Bagaimana iptek dimanfaatkan untuk terus menyampaikan ke generasi muda bahwa Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan mendukung penyelenggaraan tahapan politik di Indonesia. Bagaimana iptek dimanfaatkan guna mendukung pelaksanaan pelayanan dibidang ekonomi dan sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
Oleh karena itu, jangan sampai disalahartikan kalau pemuda harus terjun langsung ke dunia perpolitikan. Karena dalam arti yang luas, politik dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga apa pun bidang yang digeluti pemuda saat ini biarlah itu dijadikan cara untuk mendukung tercapainya tujuan negara Republik Indonesia.
"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya ... Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Sebuah kalimat legenda dari bapak bangsa, Soekarno (Bung Karno) tokoh pemuda pada zamannya. Tentunya pemuda yang sadar bernegara akan lebih paham maksud dari The Founding Fathers Indonesia.
====
Penulis mahasiswa Pascasarjana Universitas Pertahanan Republik Indonesia Cohort XIV
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]