Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sebanyak tiga skema disiapkan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) saat puncak haji, wukuf di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina). Skema tersebut mulai didiskusikan dan disosialisasikan kepada pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).
Sosialisasi yang dilakukan kepada KBIHU ini memiliki posisi strategis untuk memberikan pemahaman kepada jemaah haji, khususnya lansia mengenai skema pelaksanaan puncak haji. Direktur Bina Haji Arsad Hidayat menyebut bahwa KBIHU memiliki banyak jemaah, pesan dari para ustaz KBIHU juga didengar oleh para jemaah.
Skema yang pertama ialah badal haji bagi jemaah lansia yang wafat setelah di embarkasi, saat di pesawat, atau di Tanah Suci, serta jemaah lansia yang memiliki ketergantungan pada alat dan obat sehingga tidak bisa dimobilisasi.
"Jadi, nantinya akan ada orang yang membadalkan hajinya," ungkap Arsad dikutip oleh detikHikmah pada Rabu (21/6/2023).
Skema kedua yaitu bagi jemaah haji yang sakit dan dirawat, baik di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKIH) ataupun RS Arab Saudi dan masih bisa dimobilisasi. Nantinya, jemaah yang masuk ke dalam kategori kedua ini akan disafariwukufkan.
"Kita akan angkut dengan bus yang sudah dimodifikasi, ada jemaah yang duduk dan baring. Satu dua jam di Arafah kemudian akan kembali ke KKIH atau RSAS," tambah Arsad.
Sementara itu, pada skema ketiga jemaah lansia yang memiliki fisik sehat dan hanya harus menggunakan kursi roda tetap dibawa ke Arafah untuk menjalani wukuf seperti jemaah lainnya.
"Hanya, kita sedang mempersiapkan skema dengan pihak Syarikah supaya mereka tidak harus mampir di Muzdalifah. Sebab, Muzdalifah itu kan hamparan pasir. Kalau nanti kursi roda turun di sana akan berat mendorongnya," urai Arsad.
Lebih lanjut ia menjelaskan terkait skema agar jemaah dapat diberangkatkan dari Arafah langsung ke Mina menjelang tengah malam.
"Sehingga saat mereka lewat di Muzdalifah pada tengah malam. Mereka Mabit di lahdzatan atau sebentar di Muzdalifah. Adapun ibadah lontar jumrahnya selama di Mina agar diwakilkan kepada jemaah yang sehat," ujar Arsad.
Selain itu, Arsad mempersilakan para jemaah yang akan mengambil inisiatif untuk tidak menginap di tenda Mina, namun kembali ke hotel. Pada kesempatan yang sama, Arsad mengingatkan bahwa tidak ada layanan katering di hotel, karena katering yang disiapkan pihak muassasah hanya diperuntukkan bagi jemaah yang menginap di Mina.
"Terpenting, KBIHU juga berkomitmen untuk meniadakan aktivitas ibadah sunah bagi jemaah yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan. Bagi mereka cukup umrah wajib, lalu istirahat, mempersiapkan diri untuk pelaksanaan wukuf. Saya kira itu jauh lebih baik dan positif bagi jemaah haji," pungkasnya.(dtc)