Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Film horor buatan mahasiswa dan dosen sekolah vokasi UGM berjudul Setan Alas akan tayang di tahun ini. Film horor sci-fi ini disutradarai dan ditulis oleh dosen UGM, Yusron Fuadi, yang sempat menggarap film Tengkorak Sci-Fi.
Untuk ide cerita di film ini, Yusron mengaku banyak terinspirasi dari beberapa film di luar negeri. Yusron juga mengatakan film ini berbeda dari horor Indonesia lainnya.
"Lihat sendiri aku nggak bisa cerita tanpa spoiler, karena ini film horor tapi ada unsur fantasi dan scientific dikit. Kalau inspirasi film ini dari semua film horor yang ada, nanti kalau lihat oh iya. Mungkin film yang agak berpengaruh di film ini kayak Evil Dead, Cabin di the woods, film horor yang berbasis di rumah tua di tengah hutan itu basis dari ini the matrix, Inception," kata Yusron Fuadi ditemui detikcom di CGV FX Soedirman, Jakarta Pusat.
Film ini juga menampilkan zombie. Meski ada zombie, Yusron mengaku ini bukan film seperti itu.
Inspirasi mendatangkan zombie ia akui karena pop culture. Namun tetap diadaptasi daripada zombie yang selama ini dikenal oleh masyarakat Indonesia.
"Ada tapi ini bukan film zombie ya, zombie 10 persen. Kita berdasarkan pop culture, ada zombienya Amerika, kalau kita mayat hidup. Kalau Amerika kan orang kena penyakit. Kalau kita orang yang bangkit dari kubur," ungkapnya.
Yusron yang juga sebagai eksekutif produser, mengaku di film Setan Alas ini ia ingin menampilkan karakter pemain film horor yang berbeda dari yang lainnya. Selain itu, ia ingin menselebrasi karya horornya. Namun, secara formulasi karakternya, tetap mirip dengan film horor pada umumnya dan mengajak penonton untuk berpikir.
"Aku agak jenuh mayoritas film horor yang karakternya kok goblok banget, aku pengin merayakan horor, bisa loh lebih dari di situ. Aku pengin mengangkat hal-hal yang menyebalkan di film horor yang aku tumbuh bersamanya, dengan cara yang asyik juga. Aku juga menselebrasi bukan mengkritik loh ya, mengkritik kan klasik ya. Nanti orang setelah menonton film ini agak termotivasi kayak berkarya bikin film horor yang ada valuenya. Jangan sampai kayak cewek cantik jejeritan tapi nggak punya otak, aku paling sebel kaya gitu, nah," bebernya.
Untuk pemilihan cast sendiri, Yusron mengaku sempat terhalang bujet. Bahkan ia sendiri membayar para cast dengan harga di bawah standar mereka.
"Kalau kita cast itu kita pengin yang benar-benar pengin nyari, duh gimana cerita tanpa spoiler. Nek film horor ada si cewek cantik, ada cowok cerdas, ada cowok nerd, nah kita berdasarkan itu, nanti kita kritisi itu, kita nyari itu dalam keadaan aware budjet ya. Kita nggak bisa sok-sokan eh we nelepon Jefri Nichol, eh we gelem main filmku tak bayar mangatus ewu sehari, kan nggak yo," beber Yusron.
Untungnya, ia dibantu oleh artis Anastasia Herzigova alias Kyku, yang juga istri dari Ge Pamungkas. Yusron mengaku ketertarikan Kyku bermain di film ini berawal dari naskah yang anti mainstream sekali.
"Istrinya Ge Pamungkas ikut, dia sangat bantu di produksi ini, dia sangat suka dengan naskah kita. Naskah kita, dia anggap lain nanti lihat sendiri ya. Bisa jadi kita nggak bayar mereka dengan standar mereka tapi sekaligus kita nyari orang yang jatuh cinta dengan naskahnya dulu, beberapa cast itu pertama kali main film horor, dan istrinya Mas Ge itu pertama kali dia main film horor ini pertama kali dia mendapatkan karakter sendelokok ini," kata Yusron.
Bicara lokasi syuting, Yusron mengakui timnya memanfaatkan vila yang konon angker daerah Kaliurang, Yogyakarta. Vila tersebut pernah dijadikan tempat bunuh diri pada tahun 2018 lalu.
"Nah menarik sekali di Kaliurang itu banyak sekali lokasi yang bisa buat film horor dan malah sudah dipakai. Tapi ada salah satu rumah yang dihindari, karena di situ di tahun 2018 itu ada yang gantung diri," katanya.
Bicara target penonton, Yusron mengakui ingin filmnya ditonton sebanyak 700 ribu. Namun, untuk kapan resmi tayangan, Yusron belum bisa membocorkan.
"Kita dapat 700 ribu penonton kita bahagia sentosa, insyaallah amin," pungkasnya.
Film garapan Akasacara Films ini menceritakan 5 remaja yang harus keluar dari teka-teki kematian salah satu rekan mereka dan berjuang adu kecerdasan melawan suatu kejahatan yang mengancam nyawa mereka tanpa henti. Selain digarap Vokasi UGM, film itu juga melibatkan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Akademi Film Yogyakarta, dan siswa-siswi SMK di Yogyakarta. dtc