Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Pyongyang - Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, menuduh pesawat mata-mata militer Amerika Serikat (AS) menyusup ke dalam Zona Ekonomi Eksklusif negara terisolasi itu sebanyak delapan kali sejak awal pekan ini.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (11/7/2023), Kim Yo Jong memperingatkan bahwa pasukan AS akan menghadapi 'penerbangan yang sangat kritis' jika terus melanjutkan apa yang disebutnya sebagai 'penyusupan ilegal'.
Peringatan ini mengulang kembali tuduhan pada Senin (10/7) waktu setempat, soal AS melanggar wilayah udara Korut dengan melakukan penerbangan pengintaian. Pyongyang sebelumnya mengancam akan menembak jatuh pesawat pengintai Washington jika terus melanggar wilayah udaranya.
Pentagon, dalam tanggapan sebelumnya, menepis tuduhan pelanggaran wilayah udara yang dilontarkan Korut. Ditegaskan oleh Pentagon bahwa militer AS telah mematuhi hukum internasional.
"Jadi tuduhan-tuduhan itu hanyalah tuduhan belaka," sebut juru bicara Pentagon Sabrina Singh kepada wartawan.
Dalam pernyataan pada Selasa (11/7) waktu setempat, yang dilaporkan Korean Central News Agency (KCNA), Kim Yo Jong menuduh Angkatan Udara AS telah menyusup ke dalam 'zona perairan ekonomi' Korut pada Senin (10/7) waktu setempat, tepatnya di lepas pantai timur Semenanjung Korea.
Pesawat mata-mata militer AS itu disebut mengudara di atas perairan berjarak 435 kilometer sebelah timur Tongchon, Provinsi Gangwon dan 276 kilometer sebelah tenggara Uljin, Provinsi Gyeongsang Utara.
Dari delapan kali penyusupan itu, tidak disebutkan secara detail kapan saja pesawat mata-mata militer AS itu menyusup ke zona ekonomi Korut.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dari sebuah negara biasanya membentang 200 mil laut dari zona teritorial 12 mil laut di sekitar pantai. ZEE menjadi hak negara untuk mengeksploitasi sumber daya laut di dalamnya, namun tidak memberikan kedaulatan atas permukaan air atau ruang udara di atasnya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, ketika ditanya soal pernyataan Korut, menyerukan Korut 'untuk menahan diri dari tindakan eskalasi' dan mengulangi kembali seruan agar Pyongyang 'terlibat dalam diplomasi yang serius dan berkelanjutan'.
Dalam pernyataan yang dirilis KCNA, Kim Yo Jong juga menyerukan kepada Korea Selatan (Korsel) untuk tidak melibatkan diri dalam insiden itu, dengan menyebut masalah itu 'masalah antara Tentara Rakyat Korea dan pasukan AS'.
Kepala Staf Gabungan Korsel, dalam komentarnya, menuduh Korut meningkatkan ketegangan dengan menggunakan ancaman terhadap apa yang disebutnya sebagai 'aktivitas penerbangan normal' oleh aliansi Korsel-AS. dtc