Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Forum Aktivis 98 mendeklarasikan Relawan Persatuan Nasional. Deklarasi dirangkai dengan dialog kebangsaan yang mengangkat tema "Urgensi Persatuan Kaum Nasionalis Menghadapi Pilpres 2024" yang digelar di Seulawah Cafe Kompleks MMTC, Jalan Wiliem Iskandar Medan, Senin (7/8/2023).
Ketua Panitia Deklarasi dan Dialog Kebangsaan, Muhammad Ikhyar Velayati didampingi Sekretaris Panitia Asrul Anwar. Ikhyar menjelaskan
deklarasi Persatuan Nasional ini terinspirasi dengan gagasan persatuan nasional yang lahir dari pertemuan antara Capres Gerindra Prabowo Subianto dengan mantan aktivis 98 Budiman Sujatmiko.
Adapun narasumber dialog yakni,
Budiman Sudjatmiko (Tokoh Nasional dan Pendiri Inovator 4.0) Tuan Guru Batak Syekh Ahmad Sabban Rajagukguk (Mursyid Naqsyahbandiyah Babbussalam Simalungun) Tarekat Ansari Yamama ( Ketua Koordinasi Badan Muballiq Indonesia Sumut) Ansrul Anwar (Aktivis 98) M Ikhyar Velayati (Koordinator Forum Aktivis 98) Sugiat Santoso (Sekretaris DPD Gerindra Sumut). Acara berlangsung di Seulawah Kupi Jalan Williem Iskandar, Senin (7/8/2023).
"Prabowo dan Budiman Sujatmiko, dulu pernah bersiteru dan saling berhadap hadapan saat pelengseran Suharto. Tapi, demi kepentingan nasional yang lebih besar, utamanya untuk mengawal program dan agenda-agenda strategis nasional yang telah dirintis Presiden Jokowi untuk kemandirian bangsa, dan agar bisa lepas dari cengkraman serta rongrongan bangsa asing, Prabowo dan Budiman bertemu menggagas persatuan nasional," kata Ikhyar.
Sementara dalam pernyataannya Budiman mengaku, meski ia pernah dipenjara karena aksi-aksi demo yang dilakukannya selama Orde Baru, tapi Budiman tak pernah dendam.
"Saya dulu kan dipenjara, bukan karena apa-apa, bukan karena korupsi, atau apa, tapi karena dulu saya kerap aksi unjuk rasa. Itu saya lakukan karena ingin ada demokrasi di negeri ini. Lalu waktu saya puluhan tahun dipenjara, saya tak dendam. Saya ikhlas. Begitu juga dengan Pak Prabowo, kami juga pernah berhadap-hadapan, tapi itu semua karena cinta negeri ini," tegas Budiman.
Budiman mengatakan kepentingan bangsa dan negara harus menjadi prioritas apalagi dalam menghadapi Indonesia emas pada 2045 mendatang. Indonesia akan kuat dan menjadi besar jika semua pihak bersatu.