Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Korban tewas akibat kebakaran hutan yang menghancurkan sebagian besar Hawaii, Amerika Serikat telah meningkat menjadi 80 orang.
"Jumlah kematian mencapai 80 orang," kata para pejabat Maui County dalam update reguler, menambahkan bahwa 1.418 orang kini berada di tempat-tempat penampungan evakuasi darurat, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (12/8/2023).
Kebakaran dahsyat ini menjadi salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah negara bagian Hawaii.
Kebakaran hutan di pantai barat pulau Maui, Hawaii -- yang dipicu oleh angin kencang dari badai di dekatnya -- terjadi pada Selasa (8/11) lalu dan dengan cepat melanda kota tepi pantai Lahaina.
Api bergerak sangat cepat sehingga banyak yang lengah, terjebak di jalanan atau melompat ke laut dalam upaya putus asa untuk menyelamatkan diri.
Kebakaran hutan ini terjadi menyusul peristiwa cuaca ekstrem lainnya di Amerika Utara pada musim panas ini, dengan kebakaran hutan yang memecahkan rekor masih berkobar di Kanada dan gelombang panas yang melanda wilayah AS barat daya.
Eropa dan sebagian Asia juga mengalami suhu yang melonjak, dengan kebakaran besar dan banjir yang mendatangkan malapetaka.
"Apa yang kita lihat hari ini adalah bencana besar...kemungkinan bencana alam terbesar dalam sejarah negara bagian Hawaii," kata Gubernur Hawaii, Josh Green.
"Pada tahun 1960 kita memiliki 61 korban jiwa ketika gelombang besar datang melalui Big Island," ujar Green, mengacu pada tragedi yang melanda setahun setelah Hawaii menjadi negara bagian Amerika Serikat ke-50.
"Kali ini, kemungkinan besar total kematian kita akan melebihi itu secara signifikan," imbuhnya.
Green mengatakan 80 persen kota itu musnah akibat kebakaran ini.
Presiden Joe Biden pada hari Kamis (10/8) waktu setempat menyatakan kebakaran itu sebagai "bencana besar".
Biden juga telah berbicara dengan Gubernur Hawaii Josh Green melalui sambungan telepon pada Kamis (10/8).
Biden "menyatakan belasungkawa yang mendalam atas hilangnya nyawa dan kehancuran besar-besaran tanah dan properti," kata Gedung Putih.(dtc)