Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuan untuk kedua kalinya pada kisaran 5,25%-5,50%. Keputusan ini diambil berdasarkan pertemuan yang digelar pada 31 Oktober-1 November 2023.
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan karena melihat aktivitas ekonomi AS mulai berkembang pada kuartal III-2023. Meski begitu, The Fed tetap mencermati lonjakan imbal hasil obligasi yang dapat berpengaruh pada keputusan suku bunga di masa depan.
"Kondisi keuangan telah mengetat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir karena perubahan kondisi keuangan yang terus-menerus dapat berdampak pada jalur kebijakan moneter. Kami memantau perkembangan keuangan dengan cermat," kata Gubernur The Fed Jerome Powell dikutip dari CNN, Kamis (2/11/2023).
Kekuatan ekonomi AS tercermin dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 4,9% pada kuartal III-2023. Para ekonom dan pasar keuangan memperkirakan tren kenaikan suku bunga The Fed yang agresif telah berakhir.
"Namun kekuatan ekonomi yang kuat pada kuartal ketiga ini sepertinya tidak akan bertahan lama. Dalam lima tahun menjelang pandemi COVID-19, dari 2014 hingga 2019, pertumbuhan PDB rata-rata sebesar 2,6%," menurut data Departemen Perdagangan.
Saat ini inflasi AS masih di atas target bank sentral yang sebesar 2%, meskipun telah turun drastis dari puncaknya dalam empat dekade pada musim panas lalu. Perekonomian yang sedang panas-panasnya membuat perjuangan terakhir The Fed dalam memerangi inflasi bisa menjadi lebih sulit.
Adanya pengumuman The Fed membuat saham AS melonjak lebih tinggi pada Rabu sore dengan Dow naik 221 poin atau 0,7%, S&P 500 mencapai sesi tertinggi dengan naik 1,1%, dan Nasdaq Composite naik 1,6%.(dtf)