Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Perkembangan teknologi dan tren penggunaan internet di kalangan generasi muda sekarang khususnya generasi z membuat konsep dan bentuk bela negara masa kini telah berubah. Bela negara yang selalu identik dengan perang, angkat senjata dan bertempur berubah menjadi sikap patriotisme yang relevan dengan dunia digital.
Hal ini disampaikan Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dalam acara Forum Diskusi Publik “Gen Z Bela Negara, Emang Bisa?” di Ruang Teater Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) (8/11).
Bentuk patriotisme yang relevan dengan dunia digital saat ini adalah dengan melestarikan budaya sebagai bentuk bela negara seperti memahami budaya sendiri, mengenalkan budaya pada orang lain, selektif terhadap budaya asing dan mengenalkan budaya Indonesia di mata dunia.
“Mayoritas internet ini banyak digunakan oleh generasi Z dan sebaiknya dimanfaatkan untuk aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan bela negara seperti mempertahankan budaya Indonesia atau memanfaatkan ekonomi kreatif” ujarnya.
Hatta Ridho, Dekan FISIP USU mengamini hal tersebut. Saat membuka acara, ia menyampaikan bahwa kemampuan generasi Z dalam mengolah informasi di media sosial harus dimanfaatkan sebaik mungkin, salah satunya dalam upaya bela negara.
Mazdalifah, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP USU yang juga narasumber pada acara ini menyampaikan konsep bela negara setelah kemerdekaan ini adalah bagaimana generasi z dapat melakukan sesuatu yang positif bagi lingkungannya dengan memanfatkan handphone yang dimiliki.
“Gen Z ini lahir di saat teknologi sudah berkembang pesat, jadi bisa sangat banyak yang dilakukan terutama melalui media sosial,” tambahnya.
Sherly Annavita, Kreator Konten dan Influencer yang juga menjadi narasumber pada acara ini mengatakan bahwa generasi z adalah yang kalangan yang paling terpapar teknologi. Ada banyak upaya bela negara yang dapat dilakukan yang bertujuan bangga menjadi Indonesia.
“Kalau di luar negeri ada wamil, di Indonesia bela negaranya lebih fleksibel sesuai UUD 1945 dan Pancasila” tambahnya.
Acara yang dihadiri 100 orang mahasiswa Ilmu Komunikasi ini merupakan roadshow yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dalam rangka menyebarkan nilai-nilai bela negara di kalangan anak muda.