Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sekolah Al Ittihadiyah di Jalan Pangkalan Mashyur, Medan, menjadi target Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) kali ini.
Inisiator GGSI Prof Dr dr Ridha SpBS (K) kembali mengungkapkan akan bahaya penggunaan gadget yang tidak tepat di hadapan ratusan peserta didik jenjang menengah pertama dan menengah atas, Selasa (19/12/2023).
Dirinya mengungkap bahaya gadget jika digunakan tidak tepat baik secara fisik maupun konten yang ditonton.
Secara fisik, dokter spesialis bedah syaraf itu memaparkan dua penyebab yakni posisi dan durasi.
Di mana posisi yang salah dan mengakibatkan tekukan pada leher akan berdampak terhadap gangguan pada tulang belakang leher atau saraf kejepit.
"Gejalanya yang dirasakan adalah sering merasa sakit kepala, leher pegal, pundak berat, kesemutan pada tangan dan kaki serta perasaan tak segar saat bangun tidur," ucapnya.
Hal itu sambung Prof Ridha biasa dirasakan oleh orang tua usia 50 tahun ke atas. Tapi, saat ini kondisi itu banyak dialami kawula muda baik tingkat SD, SMP bahkan SMA.
"Durasi juga faktor penyebab lainnya. Berdasarkan penelitian, Indonesia adalah negara teratas penggunaan gadget terlama di angka enam jam lebih per harinya. Padahal peneliti Australia menyebutkan jika penggunaan maksimal gadget itu adalah dua jam per hari," ujar pria yang juga Guru Besar fakultas Kedokteran USU itu.
Jika itu gejala saraf kejepit itu dibiarkan. Dan kita terus menggunakan gadget berjam-jam lamanya dalam hitungan bulan bahkan hingga bertahun lamanya, maka yang terjadi adalah kematian saraf.
"Kondisi ini fatal. Kita akan mengalami kelumpuhan pada tangan dan kaki, buang air kecil loss atau tidak terasa dan seksualitas kaum pria tidak berfungsi. Yang ada generasi kita ke depan yang hadir adalah generasi cacat," ucapnya.
Menurutnya, Indonesia saat ini dalam situasi bonus demografi di mana 70 persen dari jumlah penduduk berusia produktif. Jika itu tidak dimanfaatkan maka Indonesia akan tertinggal dari negara lainnya.
"Adinda sekalian adalah pewaris negeri. Siapkan diri anda menjadi berkualitas yakni sehat, pintar dan berahlak yang baik agar anda bisa bersaing. Jika adinda berkualitas maka adinda juga berpeluang bekerja di luar negeri. Ingat, persaingan ke depan bukan hanya sesama anak negeri, di era global persaingan dengan luar negeri bakal terjadi, bahkan persaingan dengan mesin juga akan kita alami," ungkapnya.
Bahaya lain yang sedang banyak terjadi adalah judi online. Anak-anak pelajar akan mengalami kecanduan atau adiksi. Ini akan berujung kriminal atau mengambil langkah cepat dengan melakukan pinjaman online.
"Ketika tidak mampu bayar kita akan frustasi dan ujung-ujungnya melakukan aksi nekat bunuh diri. Problem gadget sekarang semakin kompleks. Buat para guru selaku orang tua, awasi ananda kita dalam penggunaan gadget agar mereka tidak terjerumus. Karena di manapun ananda kita, bahkan saat di ruang terdalam di kediaman kita sekalipun, gadget bisa menembus ruang dan waktu," ucapnya mengakhiri.
Kepala MTs Al Ittihadiyah, Pamonoran Siregar, MPdi menyebutkan sosialisasi gadget sehat yang digerakkan Prof Ridha adalah program dan pembelajaran yang luar biasa.
"Gadget tidak mungkin kita hindari di zaman sekaranag ini. Bagaimana menyikapinya dan bisa bermanfaat buat kita. Inilah kenapa kita datangkan Prof Ridha agar bisa memberikan edukasi. Semoga kegiatan ini bermanfaat buat ananda semua," ujarnya.