Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Koordinator Aliansi Pedagang Pasar Sibolga (APPS), Ricky Syafii mengungkap, para demonstran di Kantor Wali Kota Sibolga beberapa waktu lalu didominasi pedagang yang sudah mendapat lapak jualan di Pasar Sibolga Nauli.
“Rata-rata pedagang yang ikut aksi itu sudah dapat lapak, tetapi tidak ditempati. Daftar namanya ada sama kita. Mereka berbohong kalau mengatakan belum mendapatkan lapak (tempat jualan),” kata Ricky Syafii kepada wartawan, Rabu (28/2/2024).
Ricky Syafii mengatakan, sebagian pedagang yang ikut-ikutan demo Aliansi Pedagang dan Mahasiswa di kantor wali kota tersebut memang tidak berhak menuntut tempat berjualan di Pasar Sibolga Nauli.
Ada pemasok sayur yang seharusnya menempati pasar di Panomboman, kemudian pedagang kaki lima di areal Terminal Sibolga dan beberapa oknum pekerja bongkar muat di wilayah pasar.
“Kami berharap pasar ini tertata dengan baik. Dan yang berhak mendapat tempat itu memang pedagang, bukan oknum yang mengatasnamakan pedagang untuk kepentingan pribadi,” kata Ricky Syafii.
Ricky Syafii menduga, pentolan aksi merupakan bagian dari kelompok yang mendirikan “kios siluman” di areal rencana parkir pasar yang dirobohkan saat dilakukan revitalisasi.
Setelah areal parkir rampung dikerjakan, kelompok yang mendirikan “kios siluman” berupaya mengambil alih sebagian lokasi parkir untuk lahan berdagang.
“Jadi, mereka sekarang mau mencoba ambil sebagian kawasan parkiran. Sudah dibuat garis pembatasnya. Tujuanya untuk mendirikan dan menyediakan tempat jualan, pastinya kami menolak. Itukan lahan parkir,” tegasnya.
Ricky Syafii mengungkap, koordinator aksi inisial NN pada unjuk rasa yang lalu itu sudah memiliki lapak, namun tidak pernah ditempati sejak Pasar Sibolga Nauli beroperasi.
“NN itu sudah punya lapak, tapi lapak jualannya tersebut tidak pernah dia gunakan,” kata Ricky Syafii.
Ketua Forum Pedagang Bersatu Kota Sibolga, Martion Sikumbang juga menyampaikan hal senada, bahwa para demonstran tersebut sebagian besar telah mendapat lapak jualan.
“Yang ikutan demo itu, kalau saya lihat wajah-wajahnya yang sudah punya tempat (lapak) pada umumnya. Kalau ada pun 1 persen dari mereka itu yang belum mendapat tempat yang layak pakai,” Martion Sikumbang menambahkan.