Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Medan. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan Hasan Basri mengatakan, pelaksanaan seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk tingkat SD dan SMP telah selesai dilaksanakan.
PPDB tingkat SD di Medan berjalan lancar dan tidak ada masalah. Sedangkan Untuk SMP, 70% siswa baru sudah diterima. Sisanya 30% dilakukan seleksi secara ujian tertulis yang dilaksanakan pada Selasa, (11/7/2017). Ini karena PPDB untuk tingkat SD dan SMP dilakukan secara offline.
"Ujian tertulis sudah dilaksanakan hari ini (Selasa, red). Pengumuman dua hari mendatang. Setelah mengikuti ujian ini, maka seleksi telah berakhir. Tidak ada lagi seleksi," ujar Hasan Basri kepada medanbisnisdaily.com di Medan, Selasa (11/7/2017).
Dijelaskannya, baru-baru ini terjadi protes dari warga ke pihak SMPN 2 Medan. Hal ini disebabkan warga yang tidak memahami sistem penerimaan. Sehingga, tidak terima dengan pengumuman di sekolah yang menyatakan anaknya tidak lulus.
Padahal, lanjutnya, penjelasan telah dipaparkan secara tertulis disaat mereka akan mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri tersebut.
"Kita tidak mungkin memberitahukannya satu-persatu, karena itu secara tertulis. Cara itulah kita menyosialisasikannya. Jadi, tidak cermat membaca informasi," bebernya.
Dalam hal ini, kata Hasan Basri, dalam rangka membuat pembobotan ujian sekolah menjadi berpengaruh, sehingga diakumulasikan setiap nilai anak yang memenuhi kriteria. Misalnya, jumlah akumulasi nilai 270, kemudian zonasi atau jarak antara rumah dan sekolah sangat dekat, maka diberi nilai 240. Nilai ini lalu diakumulasikan. "Nah, ini yang banyak warga yang tidak paham," ucapnya.
Namun, hal ini sudah teratasi oleh pihak SMPN 2 Medan. Karena kepala sekolahnya telah menjalankan peraturan sesuai ketentuan. Ia mengimbau kepada warga yang anaknya tidak lulus, agar jangan terlalu kecewa. Karena sekolah negeri juga memiliki keterbatasan.
"Jika tidak lulus, bisa disekolahkan anak-anaknya di swasta. Sekolah swasta juga butuh murid. Kita juga sedang melakukan dorongan terhadap sekolah swasta agar tidak kalah dengan sekolah negeri. Yang penting anaknya belajar. Kalau tidak belajar, ya sama saja. Ngetop pun sekolahnya tidak ada gunanya," pungkasnya. (dewi syahruni lubis)