Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengalami kerugian sebesar US$ 283,8 juta atau sekitar Rp 3,77 triliun (kurs Rp 13.314 per dolar AS). Angka ini naik signifikan dari semester I-2016 sebesar US$ 63,19 juta.
Garuda merupakan 1 dari 24 BUMN yang mengalami kerugian di semester I-2017 yang mencapai Rp 5,852 triliun.
Menteri BUMN, Rini Soemarno, mengaku tengah menganalisa lebih dalam penyebab kerugian maskapai pelat merah tersebut. Menurutnya perlu dilakukan analisa lebih lanjut mengenai rute-rute yang menguntungkan dan tidak menguntungkan bagi emiten berkode GIAA itu.
"Memang proses, ada kerugian. Karena itu kita kan sedang menstrukturisasi rute-rute. Kita lihat kembali, kita analisa," ujar Rini di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (31/8).
Anak usaha Garuda, yaitu PT Garuda Maintenance Facility (GMF), juga akan menjual saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (Initial Public Offering/IPO) sebelum akhir tahun ini. Dengan demikian, diharapkan bisa merestrukturisasi induk usahanya, yaitu Garuda Indonesia.
"Efisiensi dilakukan dan kita juga proses melisting. GMF akan kita listing sebelum akhir tahun," tutur Rini.
Dengan rencana tersebut, Rini berharap kinerja keuangan maskapai pelat merah itu bisa semakin membaik saat tutup buku 2017 mendatang.
"Semoga itu bisa mendapatkan pendapatan lebih untuk Garuda. Itu yang kita dapat lakukan, semoga akhir tahun sudah jauh sedikit kerugiannya," tutup Rini. (dtf)