Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Surabaya. PT Pelindo III secara bertahap akan menambah peralatan hingga tahun 2020. Investasi untuk itu dikucurkan sekitar Rp 2,42 triliun.
Peralatan yang akan dibeli adalah 15 unit Container Crane (CC), 10 Harbour Mobile Crane (HMC) dan 20 unit Rubber Tyred Gantry (RTG).
"Di samping untuk menekan biaya maintenance, pembelian alat baru ditujukan untuk meningkatkan reabilitas dan availability di atas angka 90 %, yang artinya alat beroperasi dalam kondisi sehat dan siap bekerja," ujar CEO Pelindo III Ari Askhara dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin (20/11/2017).
Ari menambahkan, hal tersebut merupakan komitmen Pelindo III untuk menekan biaya logistik nasional yang pada akhirnya bertujuan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Peningkatan efisiensi biaya logistik nasional juga dilakukan melalui pola windows system.
Dengan pola tersebut, pengguna jasa mempunyai kepastian kapalnya akan bersandar dan mendapatkan pelayanan bongkar muat tanpa adanya waktu tunggu kapal (zero waiting time), di samping produktivitas bongkar muat yang diberikan oleh Pelindo III semakin meningkat.
Dengan tidak adanya waktu tunggu kapal dan tingginya produktivitas bongkar muat mempercepat waktu kegiatan kapal di pelabuhan sehingga biaya operasional kapal akan semakin berkurang yang pada akhirnya akan menurunkan biaya logistik (nasional).
Stenven H. Lesawengan selaku Ketua DPC INSA Surabaya mengungkapkan bahwa lima tahun yang lalu, Pelindo III untuk mencapai kinerja box crane per hour 25 boks/jam sangat sulit, namun saat ini sudah mencapai 30-an lebih boks/jam.
"Bahkan dengan kehadiran Terminal Teluk Lamong bisa mencapai 40 boks/jam, itu sudah sangat sesuai dengan keinginan kami (pengguna jasa)," ujar Stenven.
Stenven menambahkan, perbaikan yang dilakukan Pelindo III tidak hanya perbaikan fisik atau infrastruktur, tetapi juga perbaikan 'non-fisik' seperti peningkatan nilai-nilai integritas dalam bekerja melalui no tipping pelayanan pandu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hengky Pratoko selaku Ketua DPW ALFI/ILFA Provinsi Jawa Timur yang menyampaikan saat ini Pelindo III sudah melakukan banyak perbaikan dalam standarisasi pelayanan. Hengky memberikan masukan perlu dikembangkannya integrasi sistem dan informasi dengan instansi terkait.
"Seperti dengan Balai Karantina dan Bea Cukai terkait pelayanan impor diharapkan tersedia Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) untuk memangkas waktu proses pemeriksaan peti kemas, seperti halnya yang sudah diterapkan di TPK Semarang. Selain itu, perlu adanya penyeragaman pelaksanaan Verified Gross Mass (VGM) untuk meningkatkan safety operasional," usulnya. (dtc)