Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Ribuan hektare kopi robusta membentang di Desa Gedang, Kecamatan Jangkat Timur, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Baru 40 hektare yang sejak 2 tahun terakhir berkomitmen untuk meninggalkan pupuk kimia dan memilih pupuk organik.
Wakil Ketua Kelompok Tani Ramah Lingkungan Sinar Harapan Desa Gedang, Eko Aryanto mengatakan kepada medanbisnisdaily.com dalam Expo Aksis (Aksi Konservasi Tropis Sumatera) 2017 yang diselenggarakan Kehati, Leuser Conservation Programe (LCP) dan Tropical Forest Conservation Action (TFCA) di Lapangan Merdeka, Rabu (22/11) di Medan.
Dari 40 hektare, ucapnya, 10-15 hektare yang sepenuhnya tidak lagi memakai pupuk organik. Pola pertanaman secara ramah lingkungan, kata dia, menjadi pilihan karena selama ini pula kimia menimbulkan kerusakan tanah. Sementara pola organik sangat membantu petani karena memangkas biaya pupuk. Misalnya memanfaatkan kulit ceri merah menjadi pupuk.
"Di Lampung, banyak pakai kimia. Tanah keras. Tapi memang di Jangkat belum sepenuhnya. Apalagi memang tidak bisa serta merta mau berorganik karena reaksinya tidak secepat kimia," katanya sambil menunjukkan produknya, Kopi Robusta d'Jangkat Sungai Tenang Merangin Jambi.
Yayasan Pundi Sumatera, kata dia, didampingi petani kopi di Jangkat Timur sejak 2014. "Harapannya, minta diperhatikan dari sisi pemasaran dan sarana produksi masih banyak kekurangan. Sekarang ini produksinya masih 1,2 ton green bean/ha. Dengan harga jual di tingkat petani 22 ribu/kg green bean asalan. Harapannya bisa naik dan dapat menyejahterakan petani," jelasnya.