Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Bareskrim Polri masih memburu bandar narkoba terkait penyelundupan 600 ribu butir ekstasi dari Belanda ke Jakarta. Bandar narkotika ini diduga warga negara Hongkong dan Taiwan.
"Informasi yang kita dapatkan begitu. Mereka (WN Hongkong dan Taiwan) ini yang jenis minion dan double trouble (600 ribu pil ekstasi) adalah pemainnya (bandar)," kata Direktur Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto di gedung KKP, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2017)
Penyidik Bareskrim sudah menginterogasi empat orang tersangka penyelundup ekstasi. Mereka adalah Dadang Firmansyah dan Waluyo, Randi Yuliansah, Handayana Elkar Manik.
Keempatnya disebut bersedia bekerja sama mengungkap dua orang pengendali yakni Anggara dan Obes. Kedua pengendali ini akan dimintai keterangan identitas para bandar tersebut.
"Kita sama tersangka ini ada justice collaboration, untuk mengungkap siapa yang bandar besarnya gitu caranya dia mau," ujar Eko.
Harga satu butir pil ekstasi itu di Belanda senilai Rp 65 ribu. Kemudian dijual di Indonesia mencapai harga Rp 500 ribu per butirnya. Belum lagi bila pelaku membagi satu pil menjadi dua hingga enam bagian dan dilebur dengan bahan lain. Pelaku tetap menjual dengan harga sama
"Jadi satu pil itu bisa mencapai Rp 1, 6 juta," kata Eko
Pihak Bareskrim sudah mengirim surat izin pemeriksaan kepada Kemenhumkam untuk Anggara yang ditahan di rutan kelas I Surakarta dan Sonny Sasmiata alias Obes yang berada di Lapas tingkat I Gunung Sindur. Keduanya akan diperiksa dan dimintai keterangan di Bareskrim Polri.
"Nanti kami akan dalami tersangka dari LP Surakarta dan Sindur kalau dapat nomornya kita minta imigrasi untuk melakukan pencegahan juga," kata EkoPenyidik, kata eko, juga akan melakukan kerja sama bilateral dengan Belgia dan Belanda. "Kami masih minta tolong sama Bea Cukai untuk ke Hong Kong, itu yang kami kejar, orang Hong Kong ini yang kami kejar. Tanggal 4 sampai 5 Desember nanti kami akan ke Belanda koordinasi ini," kata Eko. (dtc)