Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Banyak cara dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menyediakan harga pangan terjangkau. Salah satunya yang dilakukan Badan Ketahanan Pangan Kementan lewat Toko Tani Indonesia (TTI) di acara Agro Inovasi Fair yang digelar di Botani Square Bogor 22-25 November 2017.
"Kami mencoba selalu hadir di berbagai even untuk lebih mendekatkan diri kepada pangan harga terjangkau dan berkualitas," kata Inti Pertiwi, Manager TTIC dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/11).
Menurut Inti, di manapun TTI membuka gelar pasar murah, animo masyarakat untuk berbelanja selalu tinggi. Harga pangan yang bisa dikatakan lebih murah, jadi daya tarik masyarakat berbelanja di TTI. Dalam sehari, diakuinya, pengunjung TTI mencapai 1.000 orang.
"Dari pengalaman kami membuka bazar, masyarakat selalu ramai berbelanja di TTI, bahkan kami sampai kewalahan melayaninya," ujar Inti.
Inti menjelaskan, selama buka Stand di Pameran Agroinovasi Bogor, telah terjual aneka bahan kebutuhan pokok seperti beras sebanyak 2 ton, 500 kg daging ayam, bawang putih 500 kg, bawang merah 600 kg, telur 200 kg, serta buah-buahan dan sayuran.
Diungkapkannya, komoditas yang dijual TTI harganya lebih murah dipasaran. Beras medium dijual dengan harga Rp 8.000kg dalam kemasan 2 dan 5 kg, daging sapi Rp 75.000/kg, telur 12.000/10 butir, bawang merah Rp 20.000/kg, bawang putih Rp 16.000/kg, cabai merah Rp 26.000/kg, semua jenis sayuran Rp 5.000/pax, dan buah-buahan yang harganya bervariasi.
"Karena harga yang kami tawarkan relatif lebih murah dibanding dipasar-pasar, dan kualitasnya bagus, tidak sedikit masyarakat yang tadinya hanya melihat-lihat pameran, akhirnya berbelanja," ungkap Inti.
Sementara itu Riwantoro, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan BKP, pihaknya akan terus megembangkan TTI diberbagai wilayah. Dia menjelaskan bahwa, beras TTI bisa dijual lebih murah karena telah dipotongnya matarantai distribusi pangan yang panjang.
"Kami akan terus tumbuhkan TTI ditempat-tempat strategis, agar warga tidak kesulitan memperoleh harga pangan berkualitas dengan harga terkangkau. Harga pangan mahal, karena rantai distribusinya panjang, bisa mencapai 7-8 titik. Setelah kami potong rantai distribusinya hanya menjadi 3 titik, yaitu dari gabungan kelompok tani, ke TTI dan TTI menjual langsung ke warga. Dengan demikian, jelas harganya bisa ditekan dan bisa kami jual lebih murah," terang Riwantoro. (dtf)