Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 tercatat defisit, dengan nilai US$ 670 juta. Ekspor pada periode tersebut turun tipis 2,81% dibandingkan bulan sebelumnya, yakni US$ 14,46 miliar, sedangkan impor Januari tercatat US$ 15,13 miliar atau naik 0,26%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpendapat impor yang naik menunjukkan adanya aktivitas ekonomi karena kebutuhan akan bahan baku, jika dilihat dari sisi komponennya. Namun hal ini juga perlu diantisipasi dengan peningkatan nilai ekspor.
"Kalau kita melihat dari sisi komponennya, memang ini akan selalu menjadi sesuatu yang harus kita jaga. Satu sisi, defisit itu menggambarkan impor yang meningkat lebih tajam, dan itu merefleksikan kebutuhan dalam negeri yang dibutuhkan untuk produksi jadi bahan baku maupun barang modal," katanya ditemui di Jakarta, Kamis (15/2).
Menurutnya Indonesia juga perlu menjaga kemampuan ekspor dan meningkatkan capital inflow ke Indonesia agar meningkatnya impor juga diimbangi dengan peningkatan produksi dalam negeri kualitas ekspor.
"Supaya defisit yang berasal dari impor ini tidak menimbulkan persepsi mengenai eksternal risk kita. Kalau impornya adalah dalam bentuk bahan baku atau barang modal itu merupakan suatu indikator yang sehat apakah itu dari sisi manufaktur maupun dari sisi investasi," pungkasnya. (dtf)