Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Masing-masing umat yang bersembahyang dalan rangka perayaan Imlek di Wihara Dharma Bhakti, menancapkan tiga buah hio usai bersembahyang. Ada juga yang bersembahyang dengan 9 hio bahkan hanya satu hio.
Penasihat Yayasan Dharma Bhakti Wihara Dharma Bhakti, Tan Adi Pranata, menjelaskan tiga batang hio memiliki makna sendiri bagi umat yang sembahyang.
"Hio ini tiga ada maknanya. Satu artinya kemakmuran, dua panjang umur dan terakhir kekal abadi," kata Tan kepada detikcom di pelataran Wihara Dharma Bakti, Jl Kemenangan III, Petak Sembilan, Tamansari, Glodok, Jakarta Barat, Jumat (16/2/2018).
Tan kemudian menjelaskan, namun tak ada kewajiban umat bersembahyang dengan tiga batang hio. Ada pula yang mengambil satu bahkan lebih dari tiga, intinya jumlah hio harus ganjil.
"Makna bersembahyang umumnya meminta tiga hal tadi, tapi semua itu tergantung orangnya. Ada yang sembahyang hanya dengan satu hio karena dia yakin satu itu mewakili ketiga harapan tadi. Ada yang ambil 9 hio dan setelah sembahyang menancapkan masing-masing tiga ke altar dewa yang berbeda-beda," terang Tan Adi.
Seputar proses sembahyang, Tan Adi mengatakan umat pertama kali akan berdoa di altar berbentuk pot emas besar. Di situ, doa umat ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selesai berdoa di altar emas, ritual selanjutnya adalah 'permisi' dengan dewa atau dewi yang menjadi tuan rumah wihara.
"Tiap wihara mempunyai tuan rumah. Wihara ini tuan rumahnya Dewi Kwan Im. Kalau di altar kuning, yang emas itu kita sujud kepada Tuhan Yang Maha Esa, setelah itu kita ke tuan rumah, dewa atau dewi," jelas Tan Adi. (dtc)