Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) bulanan, salah satunya adalah suku bunga acuan atau BI 7 day reverse repo rate.
Ekonom PermataBank Josua Pardede memperkirakan BI akan mempertahankan BI-day tetap di level 4,25%. Dia menjelaskan penahanan suku bunga ini karena stance kebijakan netral tetap konsisten menjaga ekspektasi inflasi di target sasaran BI 3,5+- 1%.
"Serta untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS The Fed yang tahun ini menaikkan Fed Fund Rate sebesar 75 bps," ujar Josua dalam keterangan tertulis, Kamis (22/3).
Dia menjelaskan, dalam sebulan terakhir ini keluarnya dana asing di pasar keuangan domestik telah memicu kenaikan volatilitas nilai tukar rupiah, namun, BI selalu berada di pasar dengan secara aktif melakukan langkah-langkah stabilisasi rupiah yang terindikasi dari penurunan cadangan devisa sepanjang bulan Februari.
Selain telah menaikkan tingkat suku bunga Fed sebesar 25bps pada bulan ini, Fed juga mengeluarkan dot plot yang menunjukkan ekspektasi Fed terhadap arah suku bunga pada tahun ini dan tahun depan. Melihat dari dot plot yang dirilis Fed, sebagian besar anggota FOMC tetap memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga AS tahun ini sebesar 75bps.
"Volatilias pada rupiah diperkirakan akan menurun seiring penurunan ketidakpastian di pasar setelah Fed mengeluarkan dot plot pada rapat FOMC bulan ini," ujar Josua.
Sementara itu di sisi lain, ekspektasi inflasi juga diperkirakan berada dalam target sasaran inflasi BI. Jadi, mempertimbangkan tujuan BI yakni menjaga stabilitas harga dan nilai tukar pada tahun ini, maka stance kebijakan moneter BI diperkirakan netral dalam jangka pendek.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan BI masih akan mempertahankan suku bunga acuannya. Menurut Tiko hal ini terjadi karena market sudah sangat mempersiapkan diri jika Fed meningkatkan suku bunga.
"Indonesia tahun ini inflasinya rendah, sehingga interest rate kita masih lumayan. Jadi dengan kondisi seperti ini seharusnya masih bisa dipertahankan. Mungkin akan naik jika Fed Rate nya sudah naik 3 kali baru ada penyesuaian," ujar dia.(dtf)