Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Truk bermuatan lebih atau overload banyak ditemui masuk ke jalan tol. Selain membuat fungsi jalan di tol tak maksimal, hal ini ternyata juga membebani operator jalan tol lantaran berimbas kepada biaya operasional dan pemeliharaan menjadi lebih besar dari yang seharusnya.
AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Dwimawan Heru mengatakan pihaknya sebenarnya sudah melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi truk overload yang masuk ke tol, namun hal itu tak maksimal dilakukan lantaran tak selalu dilakukan karena perlu koordinasi dengan para pemangku kebijakan lainnya.
"Truk itu masuk kan tidak bisa kita halangi selama mereka sesuai aturan nge-tap. Tapi memang berdasarkan penerapan overload over dimension itu, 60-70% kami perkirakan truk yang lewat di tol kami itu overload," katanya saat dihubungi, Senin (30/4).
Jasa Marga sendiri beberapa kali melakukan operasi pembatasan truk 'obesitas' masuk tol berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait. Operasi penertiban muatan pada kendaraan angkutan logistik tersebut menemukan sebagian besar truk yang masuk ke tol memang membawa muatan berlebih.
"Kalau saat pelaksanaan kami kerja sama dengan kepolisian, perhubungan, dan kejaksaan. Jadi langsung didenda di situ. Memang belum ada penerapan jembatan timbangnya. Selama ini kita pakai yang kita punya, jembatan timbang portable yang digunakan untuk operasi penertiban," katanya.
Sementara Wakil Presiden Direktur PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Firdaus Azis mengatakan, pihaknya selama ini tak bisa berbuat banyak terhadap truk yang membawa muatan berlebih itu. Pasalnya, tol Cipali menampung langsung kendaraan yang datang dari tol Jakarta-Cikampek dan menerapkan sistem tertutup, sehingga kendaraan yang sudah masuk tak bisa keluar lagi terlebih dengan panjang ruas tol Cipali yang cukup panjang.
"Kita kan nggak bisa melarang mereka masuk ke tol kita karena nggak ada jalan keluar lagi. Karena kita letaknya di tengah. Dari arah Cirebon pun kita terima tol dari Palimanan-Kanci," katanya.
"Ada ide kita ada pasang alat untuk buat menimbang. Mungkin langkah terdekat yang kita lakukan adalah dengan mengalihkan keluar ke tol yang terdekat. Tapi kondisi tol kita, exit yang terdekat kan juga jaraknya jauh, itu yang bikin serba susah," pungkasnya. (dtf)