Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Artidjo Alkostar pernah tinggal di Amerika Serikat dan belajar ilmu Barat. Jabatan terakhir sekelas Menteri, yaitu Ketua Muda MA bidang Pidana. Tapi, semua itu tidak membuat Artidjo terlena.
"Artidjo adalah pribadi yang orisinal/otentik sesuai dengan latar belakangnya sebagai orang desa. Meskipun bergaul dengan pemikiran-pemikiran Barat dan pernah tinggal di luar negeri (Amerika Serikat), gaya hidupnya tetap tidak berubah, Pak Aritidjo tetap hidup bersahaja seperti orang desa pada umumnya," kata hakim agung Salman Luthan kepada detikcom, Rabu (23/5/2018).
Hidup di AS yang dimaksud yaitu saat mengambil S2 di North Western University, Chicago pada medio 80-an silam. Ia menjadi hakim agung sejak September 2000 setelah disorongkan namanya oleh Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra ke DPR.
"Hati dan jiwanya tetap Indonesia meski nilai-nilai Barat mempengaruhi pemikirannya. Bagi Pak Artidjo, kualitas manusia tidak terletak pada aksesoris hidup yang dimiliki atau dipakainya, tapi terletak pada pola pikirnya dan substasi perbuatan yang dilakukannya untuk masyarakat, bangsa dan negara," kata Salman yang juga sama-sama mengajar bersama Artidjo di Universitas Islam Indonesia (UII) itu.
Selain itu, Artidjo adalah pribadi yang unik. Dia punya pendirian yang kuat, tak tergoyahkan. Tapi gaya kepemimpinannya terlalu demokratis sehingga putusannya diabaikan.
"Dia memimpin tidak dengan perintah-perintah, tapi dengan keteladanan, memberi contoh yang baik. Pak Artidjo bisa merasa keramaian di tengah kesendiriannya, karena ia seorang yang imajinatif," papar Salman yang menjadi satu majelis dengan Artidjo saat menolak PK Ahok itu.
Selama 18 tahun menjadi hakim agung, Artidjo mengetok palu sebanyak 19 ribuan perkara. Tapi, ia tidak pernah mengeluh sedikit pun.
"Etos kerjanya luar biasa, dia bekerja keras siang malam menyelesaikan berkas perkara dengan penuh keikhlasan, tanpa pernah mengeluh atas beban kerja yang berat," pungkas Salman. dtc