Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Matanya sedikit sayu melihat sekeliling setelah menempuh perjalanan selama 6 jam, jarak tempuh 230 km dan tiba Medan sekitar pukul pukul 21.30 WIB, Selasa (10/7/2018). Gerak tubuhnya lambat dan badannya kurus.
Beberapa kali mendengus saat tim penyelamat membuka pintu besi yang mengurungnya dari Desa Baru, Kecamatan Idie Rayeuk, Aceh Timur. Tangannya mencengkeram jerjak besi kecil di celah kandang berukuran sekitar 1 m x 60 cm.
Kepala Resort Langsa, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Azharudin, mengatakan, sebelumnya pihaknya mendapatkan informasi tentang adanya pemeliharaan orangutan sumatra (pongo abelii) oleh warga. Setelah ditelusuri ternyata benar dan pemeliharanya adalah purnawirawan TNI berinisial M. Setelah dilakukan pengarahan akhirnya secara sukarela diserahkan.
Dari keterangan yang diperoleh, orangutan itu didapatkan semasa masih bertugas. Berkenaan apakah berasal dari perburuan atau perdagangan, pihaknya belum menelusurinya sejauh itu.
Pihaknya memperoleh informasi bahwa sebelumnya ada dua individu orangutan, namun tinggal satu karena mati.
"Namanya kita dapat informasi dari orang. Kita cek, lalu ambil tindakan penyelamatan dan dengan membawa ke karantina untuk dikonservasikan lalu dilepaskan kembali," katanya.
Rico Laena Jaya, seorang dokter hewan untuk tim The Human-Orangutan Conflict Response Unit (HOCRU) dari Orangutan Information Centre - Yayasan Orangutan Sumatera Lestari (OIC-YOSL) mengatakan, orangutan tersebut berkelamin betina dengan usia diperkirakan tujuh tahun. Untuk orangutan berusia tujuh tahun, orangutan yang oleh pemeliharanya diberi nama Patima tersebut termasuk kurus.
Saat diambil dari pemiliknya, orangutan tersebut berada di dalam kandang yang tidak layak. Dengan kondisi tubuh yang kurus, diduga Patima mengalami malnutrisi. Sebagai langkah lanjut penyelamatan satwa dilindungi yang terancam punah tersebut, Patima dibawa ke pusat rehabilitasi orangutan Sumateran Orangutan Conservation Programe (SOCP) di Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang.
Dia menambahkan, selain orangutan, tim juga menemukan beruang madu di dalam rumah pemelihara dalam bentuk awetan (offset) yang kemudian untuk sementara disimpan di Kantor BKSDA Acer Resort Langsa.
Beruang madu awetan tersebut kaki sebelah kanan di bagian depan putus. Berdasarkan pengakuan pemiliknya, kakinya putus akibat terkena jerat. "Tapi itu katanya sudah sepuluh tahunan dia punya. Udah lama di rumahnya," katanya