Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Buruh perembuan yang bekerja di perkebunan kelapa sawit, khususnya di bagian perawatan dan pemupukan rata-rata terpapar pestisida. Meski dampaknya sangat mengkhawatirkan, namun sebagian besar mereka tidak menyadari hal itu. Karena memang jarang ada cek kesehatan rutin yang dilakukan perusahaan.
Demikian Direktur Organisasi Penguatan dan Pengembangan Usaha-usaha Kerakyatan (OPPUK), Herwin Nasution dalam workshop yang mereka gelar di Hotel Madani, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Jumat (21/12/2018).
Dari investigasi yang dilakukan OPPUK, setidaknya ada 17 gejala umum yang bisa dirasakan oleh orang yang terpapar pestisida itu. Antara lain, pusing, sulit tidur, jantung berdebar, mual, diare, tangan bergetar, penglihatan kabur, masalah pernafasan, muntah, dan sebagainya.
Herwin mengakui dari empat perusahaan perkebunan yang didata, hanya satu yang melengkapi buruhnya dengan alat perlengkapan diri (APD) dan alat perlengkapan kerja (APK).
"Ini adalah gambaran umum masalah buruh kebun perempuan di Sumatra Utara," ujarnya.
Salah seorang peserta workshop Listiani dari BITRA mengakui, lembaganya juga pernah melakukan riset yang sama. Hasilnya, buruh perempuan perkebunan yang terdampak pestisida, khususnya yang tengah hamil, rata-rata mengalami gangguan kehamilan. Mulai prematur bahkan keguguran.
"Kita harus satukan visi mendukung go organik. Banyak kasus buruh kebun perempuan yang tengah hamil, melahirkan secara prematur. Bahkan tak jarang keguguran," katanya.
Workhsop menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain, Kabid Perlindungan Ketenagakerjaan Fransisco Bangun, Dosen Fakultas Pertanian UHN, Erika Pardede dan Direkrut OPPUK, Herwin Nasution.