Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Orang-orang Swedia ramai-ramai menggemborkan 'Flygskam'. Mereka tidak mau naik pesawat terbang, demi mengurangi polusi udara.
Dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (12/4/2019) banyak orang Swedia yang ikut andil dalam Flygskam. Ini adalah suatu gerakan untuk tidak naik pesawat dan memerangi polusi udara.
Polusi udara berasal dari bahan bakar pesawat, pengatur udara dalam pesawat (AC), dan pengharum ruangan dalam pesawat. Avtur dan kerosin sebagai bahan bakar pesawat terbang akan menghasilkan emisi CO2, CHi, NOx, CO, dan SO2 yang mampu merusak merusak lapisan ozon di stratosfer. Itu pun berdampak pada pemanasan global.
Nyatanya, hal tersebut menjadi ancaman serius bagi Swedia. para peneliti dari Chalmers University of Technology di Swedia mencatat, polusi udara dari pesawat terbang telah melonjak 61 persen sejak 1990.
Swedish Meteorological Institute juga menjelaskan, suhu tahunan rata-rata naik dua kali lebih cepat di Swedia daripada rata-rata global. Itulah yang membuat orang-orang Swedia menaruh perhatian serius sampai membuat gerakan untuk tidak naik pesawat.
Orang-orang Swedia akan memilih transportasi darat seperti kereta api untuk berpergian. Dagens Nyheter, harian surat kabar di Swedia memberitakan bahwa 250 orang yang bekerja di industri film di sana menandatangani sebuah perjanjian untuk membatasi pengambilan di luar negeri. Artinya, syuting hanya dilakukan di negaranya dan kalau pun ke negara lain dapat ditempuh naik jalur darat, tidak pakai pesawat.
Bahkan, orang-orang Swedia sudah merasa malu untuk terbang karena begitu besarnya dampak polusi udara dari pesawat terbang. Mereka merasa bersalah.
"Saya malu untuk naik pesawat dan itu sudah mempengaruhi sudut pandang saya mengenai penerbangan," kata Viktoria Hellstrom, seorang mahasiswa ilmu politik berusia 27 tahun di Stockholm, kepada AFP.
Operator kereta api Swedia, SJ mengungkapan bahwa pemesanan tiket kereta terus meningkat. Bahkan, di awal tahun ini sudah meinngkat 21 persen dibanding tahun sebelumnya dalam periode yang sama.
Akan tetapi, beberapa ahli psikologi menyebut Flygskam terlalu berlebihan. Tak dipungkiri, pesawat adalah transportasi yang sangat membantu dengan lebih cepat, jangkauannya luas dan efisien.
"Jangan berlebih-lebihan mengenai tidak mau naik pesawat. Polusi udara bukan hanya diakibatkan oleh pesawat terbang, tapi ada sebab-sebab lainnya seperti kebakaran hutan. Apalagi soal perubahan iklim atau pemanasan global, itu cakupannya lebih luas dan sekali lagi bukan hanya dari pesawat terbang," terang Frida Hylander, seorang psikolog dari Swedia.(dtt)