Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan kredit 2019 mencapai 11,2%, lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit 2018 sebesar 12,1%. Dalam survei perbankan BI kuartal II pertumbuhan kredit baru tercatat meningkat hal ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) kuartal II sebesar 78,3%.
Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Disebutkan, berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan tersebut terutama bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi.
"Pada kuartal III sejalan dengan prakiraan meningkatnya pertumbuhan kredit baru, kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih longgar, ini terindikasi dari indeks lending standard (ILS) sebesar 0,8% lebih rendah dibandingkan 12,4% pada kuartal sebelumnya," tulis keterangan BI, dikutip, Rabu (17/7/2019).
Optimisme penyaluran kredit ini juga karena kondisi ekonomi yang menguat didukung oleh kondisi politik dan keamanan yang stabil pasca pemilu. Selain itu risiko penyaluran kredit relatif rendah.
Kemudian, pelonggaran standar akan dilakukan terhadap seluruh jenis kredit, dengan aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperlonggar antara lain jangka waktu kredit dan agunan.
Dalam survei juga disebutkan rata-rata biaya yang dikeluarkan bank atas dana nasabah dalam rupiah diprakirakan turun 10 bps dari kuartal sebelumnya menjadi 6,15%.
"Rata-rata suku bunga kredit modal kerja juga diprakirakan turun 2 bps dari kuartal sebelumnya menjadi 11,49%. Sementara bunga kredit investasi naik 8 bps jadi 11,68% dan kredit konsumsi naik 29 bps jadi 13,25%," tulisnya.
Pada jenis kredit konsumsi, kenaikan suku bunga terjadi pada seluruh jenis kredit, dengan kenaikan terbesar pada kredit multiguna 37 bps dan kartu kredit 24 bps.(dtf)