Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Beberapa perusahaan berpotensi gagal membayar kewajibannya. Sebut saja, PT TPS Food, PT Asuransi Jiwasraya dan yang paling baru adalah PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) yang tergabung dalam Grup Duniatex.
Menurut Pengamat Ekonomi Bima Yudhistira semakin banyaknya perusahaan yang tak mampu membayar utang menunjukkan indikasi adanya pelemahan ekonomi yang menjalar di sektor industri manufaktur dan beberapa sektor keuangan.
"Porsi manufaktur sendiri terus merosot terhadap PDB dikenal sebagai deindustrialisasi prematur. Data BPS terakhir porsi manufaktur tinggal 20% dari PDB (Produk Domestik Bruto)," terangnya, Kamis (25/7/2019).
Secara spesifik di industri tekstil sendiri menurut Bima kinerja ekspornya kurang membahagiakan. Industri pakaian jadi tahun 2014-2018 hanya tumbuh 3,14%.
Dia menilai industri tekstil belakangan ini terpukul pelemahan permintaan global dan efek perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Belum lagi persaingan di industri ini semakin ketat.
"Persaingan yang ketat dari kompetitor asal Vietnam dan Bangladesh juga membuat produsen tekstil Indonesia berguguran. Daya saing industri kita melemah," tambahnya.
Sementara itu, pasar di Indonesia semakin dibanjiri produk impor tekstil. Hal itu terlihat dari data BPS tahun 2018.
"Ada impor tekstil dan produk tekstil yang nilainya US$ 10,02 miliar naik 13,9% (year on year/yoy). Ini bukan lagi lampu kuning tapi sudah lampu merah di sektor tekstil," tambahnya.
Menurut Bhima pemerintah harus segera ambil langkah penyelamatan industri tekstil dalam negeri apalagi lantaran sifatnya padat karya.
"Kalau sampai pailit mau tidak mau akan terjadi gelombang PHK," tutupnya.(dtf)