Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Bank Indonesia (BI) meminta kepada para pengusaha nasional untuk membawa pulang devisa dalam denominasi valas ke Indonesia. Pengusaha yang dimaksud eksportir dan importir.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengatakan, permintaan tersebut demi menjaga serta menekan defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD).
"Tentunya, kita juga mengimbau kepada para eksportir untuk mau ayo bersama-sama membawa devisanya ke Indonesia," kata Destry di kantor VI, Jakarta, Minggu (11/8/2019).
Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal II 2019 sebesar US$ 8,4 miliar atau setara dengan 3,04% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit ini melebar dari kuartal sebelumnya US$ 7 miliar atau 2,6% dari PDB maupun kuartal yang sama tahun lalu US$ 8 miliar atau 3% dari PDB.
Destry menjelaskan, devisa yang dibawa pulang oleh para pengusaha nantinya akan digunakan untuk kegiatan impor.
"Di mana itu nanti devisanya akan kita gunakan untuk pembangunan, termasuk untuk pembiayaan impor itu sendiri," ujar dia.
"Karena kita tahu eksportir kita itu memang kebanyakan juga importir. Jadi, itu yang kami harapkan dan tentunya sekali lagi likuiditas dari dolar kita harapkan akan membaik ke depannya," sambungnya.
Adapun, lanjut Destry, bank sentral tanah air tetap menargetkan CAD sebesar 2,5%-3% hingga akhir 2019.
"CAD 2,5% sampai 3% terhadap PDB sampai akhir tahun. Kita akan terus berupaya, BI nggak bisa sendri karena banyak terkait dengan sektor riil, tapi bahwa apa yang menjadi tugas dan fungsi BI bahwa kita tetap harus menjaga stabilitas dari nilai tukar itu sendiri, kemudian juga dengan menambah likuiditas. Kemudian beberapa insturmen sudah dikeluarkan oleh BI, yang sifatnya untuk menambah likuiditas di valas," ungkapnya. dtc