Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) bersamaMedco E&PNatuna Ltd, Premier Oil Indonesia dan Star Energy telah melakukan efisiensi biaya sebesar US$ 56,5 juta atau sekitar Rp 790 miliar. Efisiensi ini menyangkut penyediaan jasa transportasi udara bagi pekerja kontraktor lapangan.
"Efisiensi ini berhasil dicapai melalui sinergi kontrak efisiensi biaya sebesar US$ 56,5 juta atau sekitar Rp 790 miliar. untuk pekerja lapangan dengan ketiga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tersebut," ujar Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (5/9/2019).
Erwin mengatakan inisiatif kolaborasi SKK Migas dengan ketiga KKKS ini merupakan salah satu cara untuk mendapatkan efisiensi biaya tanpa harus menurunkan aspek kualitas keselamatan maupun operasional.
"Kami berharap, inisiatif ini dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan kontrak lainnya e depan, ini juga untuk memastikan bahwa negara tidak lagi dirugikan dengan adanya destock atau barang mati," jelasnya.
"Karena dulu kan banyak keluhan ada destock segala macam, karena pengelolaannya tidak menggunakan model consigning, kita minta sekarang model consigning, jadi lebih efisien lagi," jelasnya.
Erwin menilai banyak keuntungan lainnya yang di dapat dari sinergi kontrak dengan tiga KKKS ini, seperti penyedian barang yang murah juga hasil yang di dapat oleh KKKS seimbang dengan baik.
"Nah ini adalah salah satu cara sebagai SKK MIgas, dengan adanya integrasi yang baik dan didukung vendor lebih banyak, value besarnya tak hanya efisiensi, kita juga bisa buktikan industri berubah lebih baik," jelasnya.
Diketahui, ketiga perusahaan terebut menandatangani kontrak kerja sama setelah berhasil melakukan efisiensi biaya sebesar US$ 56,5 juta atau sekitar Rp 790 miliar. Ketiga KKKS tersebut sudah beroperasi di Laut Natuna dengan rute penerbangan Bandar Udara Halim Perdanakusumah ke Bandar Udara Khusus Matak di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.
Saat ini, jasa transportasi udara dilakukan ketiga KKKS tersebut menggunakan kontrak terpisah dengan maskapai yang berbeda itu mengacu pada kebutuhan masing-masing KKKS sebelumnya.
Dari hasil sinergi ini, pesawat diperkirakan akan mengangkut kurang lebih 3.200 penumpang dalam 60 kali penerbangan setiap bulan dengan total jam terbang sekitar 170 jam. Pada kolaborasi ini, SKK Migas dan ketiga KKKS berhasil melakukan efisiensi biaya untuk periode 5 lima tahun kontrak.
Itu merupakan upaya SKK Migas dengan tiga KKKS dari swasta seperti Medco E&P Natuna Ltd, Premier Oil Indonesia dan Star Energy untuk mengeksplorasi menghadapi ketidakpastian ekonomi global, seperti yang dikatakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. dtc