Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan..Penyaluran kredit-kredit ultra mikro diupayakan dapat disalurkan ke masyarakat tanpa jaminan. Hal itu agar masyarakat kecil yang tidak mempunyai modal, tetap bisa melakukan usaha dengan kredit tersebut.
Hal itu terungkap dalam Focus Group Disscussion (FGD) Kajian Fiskal Regional yang digelar Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sumut, Triwulan II Tahun 2019, di kantor kanwil itu Jalan Diponegoro Medan, Selasa (15/10/2019). Hadir juga menjadi pemateri, Kepala Seksi PPA II/B, Albert I Ginting, serta dosen dari Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Sugeng.
"Ke depan kita akan upayakan agar kredit-kredit ultra mikro ini bisa diberikan tanpa jaminan. Karena misalnya ada ibu-ibu di desa punya masakan yang enak, kalau ada acara dia selalu disuruh masak. Hanya saja cuma dikasih upah seratus ribu sekali masak. Bayangkan kalau dia dikasih modal kemudian buka warung bakso, bisa meningkatkan ekonominya," ujar Kepala Bidang PPA II, Mercy Monika Sitompul, saat menjadi pemateri pada FGD tersebut.
Lebih lanjut Monika mengatakan bahwa saat ini yang bisa menyasar kredit ultra mikro ini Pegadaian. Hanya saja masih pakai sistem gadai atau agunan. "Ke depan kita upayakan ada yang bisa menyalurkan ultra mikro ini. Badan Usaha Milik Desa juga bisa efektif menyalurkan ini. Masing-masing desa punya. Kalau semua berperan bisa booming ultra mikro ini," katanya.
Sementara itu, Albert menambahkan bahwa penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) masih menjadi pendongkrak ekonomi daerah. Ia menyebutkan bahwa total kredit usaha rakyat per triwulan II tahun 2019 adalah sebesar Rp 2,407 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 98.924.
Sementara untuk total pembiayaan ultra mikro per triwulan II tahun 2019 adalah Rp 24,355 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 4.981. Sementara pada pinjaman daerah per triwulan II tahun 2019, outstanding penerusan pinjaman adalah sebesar Rp 10,58 miliar dengan debitur Pemkab Labuhanbatu dan PUSKUD Sumut.
"Selain KUR, potensi Kawasan Industri Medan (KIM) dan Danau Toba juga sangat besar untuk mendongkrak ekonomi daerah. Apalagi pemerintah sudah mengeluarkan triliunan dana untuk Danau Toba," ujarnya sambil mengatakan laju PDRB Sumut di atas laju nasional serta konsisten meningkat dan merupakan kontributor terbesar pada PDRB se-Sumatera.
Sementara itu, dosen USU, Wahyu mengatakan bahwa penyaluran KUR Sumut di Indonesia berada di peringakat kelima. "Meski kita mengalami kesulitan di tahun 1998, tetapi usaha mikro tetap stabil. KUR potensi besar mendongkrak ekonomi kita," ucapnya.
Ke depan seharusnya bank daerah harus bisa lebih efektif menyalurkan KUR ini. "Bank Sumut misalnya, seharusnya penyaluran KUR nya bisa lebih banyak dibandingkan bank nasional," kata Wahyu Sugeng.