Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perusahaan alat berat asal Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk melakukan PHK kepada 120 pekerjanya. Keputusan ini diambil imbas pemangkasan produksi karena jatuhnya penjualan produk.
Juru bicara Caterpillar, Kenny, menyatakan bahwa PHK terjadi pada pabrik ekskavator hidrolik di Victoria, Texas yang memiliki total 820 pekerja. PHK kepada 120 pekerja dilakukan pada 1 November lalu.
Kenny sendiri tidak bisa memastikan apakah pengurangan produksi ini juga akan menyebabkan pengurangan tenaga kerja di fasilitas lain.
"Caterpillar mengambil berbagai tindakan di fasilitas globalnya untuk menyelaraskan produksi dengan permintaan," ucap Kenny dikutip dari Reuters, Selasa (5/11/2019).
Pada bulan Oktober, Caterpillar memang berencana mengambil langkah untuk memangkas produksi. Pasalnya, penjualan turun pada semua segmen produk di sebagian besar wilayah tiga bulan terakhir.
Penjualan di Asia-Pasifik saja yang menjadi pasar terbesar ketiga mereka sudah turun 13%. Saat ini, Caterpillar menghadapi penurunan permintaan di Tiongkok.
Belum lagi persaingan dari pabrikan domestik yang mulai berani memangkas harga. Sementara itu, pendapatan Caterpillar di Amerika Utara turun hampir 3%.
Ketegangan perdagangan dunia disebut membuat pelanggan Caterpillar lebih waspada dan makin hitung-hitungan untuk pengeluaran modal besar dalam membeli barang. Caterpillar berharap agar iklim yang penuh ketidakpastian ini bisa cepat menghilang.
Buruh pun mulai kalang kabut. Menurut penuturan Henry Guajardo yang menjalankan sebuah agen pengembangan tenaga kerja lokal yang didanai negara, Workforce Solution, karyawan yang baru di-PHK Caterpillar semuanya adalah pekerja produksi.
Henry menyatakan sejak Caterpillar melakukan PHK di pabrik Victoria, puluhan pekerja berbondong datang ke kantornya. Mereka mencari bantuan untuk tetap memiliki mata pencaharian.
Sebelum Caterpillar, pabrikan lain juga sudah melakukan pemangkasan jumlah pekerja, alasannya pun sama, lemahnya permintaan. Bulan lalu, pabrikan peralatan pertanian Deere & Co mengumumkan PHK untuk 163 pekerja manufakturnya.
Sebagai informasi, riset analisis dari Moody's Analytics memprediksikan bahwa perang dagang bisa membuat 300 ribu pekerja kehilangan pekerjaannya di Amerika Serikat.(dtf)