Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) hingga September 2019 mencatatkan realisasi penerimaan Rp 30,82 triliun angka ini sudah melampaui target sebelumnya yaitu Rp 27,15 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan realisasi penerimaan tersebut berasal dari hasil pengelolaan aset valas yang mencapai Rp 30,77 triliun, melampaui target ATBI tahun ini yang mencapai Rp 27,02 triliun. Pengelolaan aset ini juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 29,26 triliun.
Aset valas pada BI yakni kas, giro, tabungan, deposito, piutang, persediaan, surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan (marketable securities), dan tagihan yang berasal dari transaksi forward, swap dan/atau option (plain vanilla) dalam valas.
Perry menyebut naiknya pengelolaan aset valas ini karena meningkatnya cadangan devisa Indonesia. Sekadar informasi pada Oktober 2019 cadangan devisa RI tercatat US$ 126,7 miliar naik dibandingkan sebelumnya US$ 124,3 miliar.
"Pertama, memang karena cadangan devisa meningkat. Bahkan sekarang akhir Oktober US$ 126,7 miliar. Dengan cadangan devisa yang lebih besar, sehingga ada komponen dari cadangan devisa yang kami lebih diarahkan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi," ujar Perry di komisi XI, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Menurut Perry pengelolaan aset valas juga didorong oleh strategi dan kebijakan investasi yang dilakukan bank sentral. Salah satunya dengan menempatkannya di obligasi pemerintah maupun sukuk.
"Kami mengutamakan likuiditas kebutuhan pemerintah untuk pembayaran impor, utang, maupun lainnya. Tapi tentu saja dengan jumlah cadangan devisa yang lebih tinggi, semakin banyak juga yang kami bisa lakukan untuk mencari imbal hasil," jelasnya.
Penerimaan bank sentral yang berasal dari operasional kegiatan pendukung mencapai Rp 10 miliar per September 2019, baru 27% dari target ATBI 2019 yang mencapai Rp 36 miliar. Sementara penerimaan administrasi sebesar Rp 34 miliar, baru 39% dari target ATBI 2019 sebesar Rp 87 miliar.
Sementara untuk pengeluaran, hingga akhir September 2019 ini mencapai Rp 5,97 triliun, sudah 60,37% dari target ATBI 2019 yang mencapai Rp 9,9 triliun.
Secara rinci, gaji dan penghasilan mencapai Rp 2,24 triliun, manajemen SDM mencapai Rp 1,04 triliun, logistik Rp 868 miliar, dan kegiatan operasional pendukung mencapai Rp 685 triliun.
Selain itu, pengeluaran untuk program sosial BI dan pemberdayaan UMKM mencapai Rp 286 triliun dan pajak Rp 670 triliun. Sehingga per September 2019 ini surplus operasional BI mencapai Rp 24,84 triliun. Angka ini melampaui target tahun ini yang hanya surplus Rp 17,24 triliun.(dtf)