Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Perum Peruri mencatatkan pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp 3,9 triliun. Meski tumbuh 23% dibandingkan 2018 yang hanya Rp 3,1 triliun, namun Peruri kehilangan pendapatan Rp 10 miliar dari beberapa proyek seperti pencetakan tiket pesawat, kapal penyeberangan, kertas ujian.
"Dari total revenue nggak banyak. Kan kita Rp 3,9 triliun, kalau itu kan dijumlah sekitar Rp 10 miliar. Jadi memang tidak terlalu besar," ungkap Direktur Pengembangan Usaha Perum Peruri Fajar Rizki dalam acara Ngopi BUMN, di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Secara rinci, perubahan kebutuhan tiket pesawat ini sudah terjadi sejak 7 tahun yang lalu. Peruri sendiri memang melayani pencetakan tiket untuk maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, dan maskapai domestik lainnya.
"Nah lebih parah lagi sebelumnya, 7 tahun yang lalu, semua airline baik Garuda maupun penerbangan domestik lainnya untuk tiket itu Peruri yang service. Sekarang kan tiket pesawat sudah paperless. Ini juga pundi-pundi pencetakan domestik sudah mulai hilang dan kita saat itu belum siap, sehingga ter-disrupt pendapatan yang captive meski tak terlalu besar," terang Fajar.
Kemudian, ia mengatakan, untuk STAN yang biasanya memesan kertas ujian kepada Peruri kini sudah tak lagi mengadakan ujian konvensional. Ujiannya sudah berbasis komputer sehingga kertas tak lagi digunakan.
"Peruri selalu ditunjuk untuk melayani ujian seleksi bagi para mahasiswa masuk ke STAN. Itu rutin setiap tahun, lumayan omzetnya. Tapi 2 tahun terakhir itu STAN ujiannya pakai komputer. Sehingga pendapatan yang fix dari pada pendapatan Peruri 5 tahun terakhir ada, ini sudah mulai disruption karena teknologi. Jadi sudah nggak ada ujian paper," terangnya.
Begitu juga dengan pesanan tiket dari PT Pelni (Persero). Saat ini, perusahaan tersebut meminta Peruri membuat tiket elektronik dengan sistem personalisasi data penumpang.
"Nah untuk yang tiket Pelni, penyeberangan itu kan juga customer Peruri. 2 tahun terakhir itu sudah minta ada personaliasinya. Dan kabarnya 2020 akan ditetapkan pesan ke kita sudah dengan tiket secara digital dan sudah tidak paper," paparnya.
Oleh sebab itu, sejak 2017 Peruri mempersiapkan bisnis digital security untuk menjaga kinerja perusahaan dengan berinvestasi sebesar Rp 200 miliar. Bahkan, di tahun 2020 ini Peruri menargetkan omzet dari digital security bisa tembus Rp 370 miliar.
"Sebenarnya di dunia printing sudah mulai ter-disrupt dari pada pertumbuhan digital security. Sehingga kalau tidak siap bisa dibayangkan 5 tahun ke depan, entah itu hybrid atau moving ke digital entah nanti kita seperti apa," pungkas Fajar. dtc