Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Dua perusahaan asuransi milik negara, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero) sedang mengalami kesulitan keuangan akibat adanya kesalahan pada instrumen investasi. Belum ada kesimpulan itu disengaja atau tidak.
Berkaca kondisi tersebut, apakah asuransi masih aman? Pengamat asuransi Irvan Rahardjo menilai sebenarnya menaruh duit di instrumen asuransi aman-aman saja selama pengawasannya berjalan dengan benar.
"Masih (aman) sepanjang ada penegakan aturan. Yang penting itu tiga elemen yang sering disebut GRC, yaitu governance, risk management, dan compliance. Governance-nya harus diperbaiki, risk management-nya harus ditingkatkan, compliance-nya harus diperketat," kata dia saat dihubungi, Selasa (14/1/2020).
Untuk mengetahui perusahaan asuransi yang aman, dia menilai itu bisa dilihat dari rekam jejaknya yang bisa diketahui dari pendapat berbagai pihak.
"Mudah saja kita bisa lihat dari rating asuransi. Itu jadi salah satu indikator. Tapi dengan Jiwasraya kemudian jadi pelajaran juga ternyata laporan keuangan itu bisa disulap busa didandanin. Nah itu yg harus dicermati," ujarnya.
Perlu dicari tahu apakah perusahaan asuransi yang ingin dipilih selama ini mampu membayar klaim dengan cepat atau justru tersendat-sendat.
"Pertama kemampuan membayar klaim lah. Jadi bisa dilihat dari testimoni, atau dari nasabah lain," tambahnya.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga sebelumnya mengatakan, pengelolaan investasi di Asabri punya model yang sama dengan Jiwasraya.
"Model investasinya sama," katanya di Kementerian BUMN Jakarta Pusat, Senin (13/1/2020).
Berkaitan dengan model investasinya, Arya membenarkan Asabri investasi di saham-saham yang kualitasnya tidak bagus alias gorengan. Namun, ia tak menyebut saham-saham yang dimaksud.
"Soal dia memang ada bermain invest seperti itu, dari laporan kami terima memang ada juga invest yang saham di saham yang tidak bagus," ujarnya.(dtf)