Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tidak hanya masalah sampah, banjir dan kemacetan yang menjadi ciri khas Kota Medan. Medan juga dikenal sebagai kota barbar dan semrawut. Bahkan di pusat kota, kesemerawutan itu terlihat jelas. Seperti misalnya di depan Kantor Pos, Kawasan Lapangan Merdeka Medan.
Seperti diketahui, di depan kantor ini ada sebuah tugu sebagai penanda titik nol Kota Medan. Dulunya tugu itu adalah sebuah air pancur Nienhuys atau air pancur Paris van Sumatra. Situs ini merupakan peninggalan sejarah kegemilangan Kota Medan di masa kejayaan Tembakau Deli pada 19 silam. Sayang keberadaan tugu ini pun tidak terawat.
Pantauan medanbisnisdaily.com, Senin siang (20/1/2020) sejumlah spanduk menutupi pagar tugu. Keberadaan spanduk-spanduk itu sangat menganggu dan tidak elok. Begitu juga dengan atribut-atribut partai yang terpancang di pagar tugu.
Pengamat Kota Medan yang juga sosiolog, Usman Pelly, mengatakan, dulunya air pancur di kawasan itu dibuat untuk mengenang kenangan para ekspatariat Eropa di Medan terhadap negara asalnya terutama ekspatariat dari Paris. Mereka kemudian membuat air pancur menyerupai air pancur yang ada di negaranya, Paris.
"Dengan melihat air pancur itu mereka merasa seolah sedang berada di negaranya. Karena air pancur itulah Medan dijuluki Paris Van Sumatra. Hal itu dikatakannya saat diskusi refleksi Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) Peduli Medan-Sumatra Utara, di Kantor HPJI Sumut, 30 Desember 2019 lalu. Namun sekarang, yang terjadi justru sebaliknya. Jangankan menjaga dan merawatnya, situs ini justru terkesan jadi ruang vandalisme di kota ini," ucapnya.